MAKALAH RADIOFOTOGRAFI 1
Disusun Oleh :
1. Maizza
Nadia Putri (P1337430214057)
2.
Wahyu Hidayat (P1337430214034)
3.
M.Raizal Rais (P1337430214031)
4.
M.Ainul Mala (P1337430214048)
5.
Feni Try Sabdo (P1337430214051)
6.
Siti Istiqomah (P1337430214087)
7.
Yoseva Riski K (P1337430214012)
8.
Arina Luthfiani (P1337430214028)
9.
Herin Anggraini (P1337430214053)
10. Ayu
Mahanani (P1337430214080)
11. Melida
Putri S (P1337430214091)
12. Amri
Dhaneswari (P1337430214004)
PRODI
D-IV TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
SEMARANG
JURUSAN
TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah MAKALAH RADIOFOTOGRAFI
1 pokok bahasan FILM DENTAL DAN PANORAMIC ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Ucapan Terimakasih kami haturkan pada Bapak Agung Nugroho Setiawan, SST selaku
dosen mata kuliah Radiofotografi 1 yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep film dental dan
panoramic. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di kesempatan yang akan datang.
Semarang, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………….............i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ………ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ……...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………….............................................................1
1.1 Latar
belakang…………………..……………………………………………………....1
1.2 Tujuan
……………………...…………………………………………………………..2
1.3 Tinjauan
Pustaka……………………..…………………………………………………2
BAB
II PEMBAHASAN………………………………………………………………...……..6
2.1 Jenis
Film Dental dan Panoramic………………………………………………..……..6
2.2 Komponen
Film Dental dan Panoramic…………………………………………..……9
2.3 Proses
Pembentukan………………………………………………………………...…13
2.4 Spesifikasi
Teknis…………………………………………………………………...…15
2.5 Kelebihan
dan Kekurangan film Dental dan Panoramic…………………………..…17
2.6 Contoh
Aplikasi penggunaan film Dental dan Panoramic…………………………...19
BAB III PENUTUP………………………………................................................................22
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….22
3.2 Saran…………………………………………………………………………………...22
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Radiografi adalah produksi gambaran radiografis
(radiographic image) dari suatu obyek dengan memanfaatkan sinar-X (X-ray).
Sinar x ditemukan oleh Wilhem C Roentgen, seorang professor fisika dari jerman
saat melihat timbulnya fluoresensi yang berasal dari kristal barium
platinosianida yang mendapat hadiah nobel pada tahun 1901. Akhir desember 1895
dan awal januari 1896 Dr. Otto Walkhoff (dokter gigi) dari jerman adalah orang
pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi (premolar bawah).1
Penggunaan sinar Rontgen telah lama dikenal
sebagai suatu alat dalam bidang kedokteran yang sangat membantu dalam
menegakkan diagnosa dan untuk menentukan rencana perawatan. Radiografi
memberikan informasi diagnosis yang penting dan dapat digunakan saat menentukan
rencana perawatan.2 Dalam
bidang kedokteran gigi, radiografi digunakan untuk menyediakan informasi
tentang struktur oral tidak kasat mata.3 Pemeriksaan radiografi dalam
kedokteran gigi dikenal lebih dari satu abad sebagai sarana untuk memperoleh informasi
diagnostik yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan klinis. Pemeriksaan
radiografis merupakan salah satu tahapan penting dalam perawatan adanya
kelainan dalam praktek dokter gigi.4,5
Radiografi gigi dapat membantu dokter gigi
untuk memeriksa struktur pendukung gigi yang di foto rontgen. Radiografi dalam
kedokteran gigi ada 2 macam yaitu, foto intraoral dan ekstraoral.2 Panoramik merupakan salah satu foto
Rontgen gigi ekstraoral yang biasa dipakai dalam praktek kedokteran gigi. Foto
panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang
memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur
pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi,
pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan
mengevaluasi trauma.2
Radiografi merupakan ilmu pengetahuan sekaligus
seni. Pemanfaatan dari radiografi memerlukan pengetahuan tentang fisika radiasi
dan kimia fotografi serta keterampilan tingkat tinggi.3 Foto radiografi detral dan panoramik
yang baik tentunya bisa membantu tenaga medis gigi untuk menegakkan diagnosis
dan rencana perawatan yang tepat. Dimana untuk menghasilkan gambaran panoramik
yang baik perlu disertai dengan proses dan pengetahuan tentang tata cara agar
menghasilkan foto radiografi yang mudah di interpretasi sehingga bisa
dipertanggungjawabkan
Citra radiografi merupakan hal penting dalam
menunjang praktek seorang dokter gigi. Sebagai tenaga medis, dokter dalam
membantu diagnosanya hendaknya menyajikan gambar radiografi atau foto rontgen
yang berkualitas terutama saat pelayanan di tempat praktek, rumah sakit, atau
laboratorium klinik yang sudah banyak tersebar di masyarakat6
Proses pembuatan foto detral dan panoramic
dikatakan berhasil manakala hasil foto radiografisnya bisa menggambarkan obyek
lebih detail sehingga mudah dibaca. Sebetulnya, yang boleh memegang dan
menggunakan alat radiografi adalah ahli fisika medik. Kesalahan proses
pembuatan foto radiografi dapat menghasilkan pencitraan yang kurang
berkualitas. Hal ini dapat mempersulit dokter gigi dalam menegakkan diagnosis
dan rencana perawatan yang akan dilakukan.
1.2
TUJUAN
1. Mengetahui jenis film dental dan panoramic
2. Mengetahuan
komponen/bagian film dental dan paniramic
3.
Mengetahui proses pembentukan film dental dan panoramic
4. Memahami
spesifikasi teknis film dental dan panoramic
5.
Mengetahui kekurangan dan kelebihan film panoramic
6. Memahami
aplikasi penggunaan film dental dan panoramic
1.3
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam penyusunan makalah penulis menggunakan jurnal sebagai
acuan penyusunan makalah yaitu Modifikasi Teknik Radiografi Kedokteran Gigi
untuk Tujuan Pemeriksaan Khusus (Radiographic Technique Modification In
Dentistry For Specific Purpose) oleh Achamd Alhami, Evy Savitr Bagian
Radiologi Kedonteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia Jakarta, Indonesia.
Dari jurnal diatas penulis mencoba mengambil intisari yang
dapat dijadikan materi dalam penyusunan makalah ini.
Radiografi
Panoramik
Teknik
radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada 2 yaitu teknik
intraoral dan ekstraoral. Pada teknik intraoral, film Rontgen diletakkan
didalam mulut pasien, salah satunya adalah foto periapikal dan bite
wing serta oklusal, sedangkan pada teknik foto Rontgen ekstraoral,
film Rontgen diletakkan diluar mulut pasien, salah satunya adalah foto
panoramik, macam lainnya adalah lateral foto, cephalometri dan lain-lain.1
Panoramik
merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan secara umum
di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilo
fasial. Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah
gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila
dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi danoverlap minimal
dari detail anatomi pada sisi kontra lateral. Foto Rontgen ini dapat digunakan
untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan
perkembangan gigi-geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.11
Terdapat 2 jenis prosessing
dalam radiografi panoramic
1. automatic prosessing
Dalam
processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya
pada prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), menggunakan
tenaga mesin
·
Daylight processing
Ada beberapa macam mesin
pencuci film rontgen dipasaran. Beberapa diantaranya harus dilakukan dengan
tangan, tapi dilengkapi dengan tempat terbuka untuk memasukan film, mirip
sarung tangan, yang tidak tembus cahaya, sehingga tangan kita bisa dimasukan,
juga ada filter tahan cahaya. Tangan dimasukan kedalam developer, ke pembilas
kemudian ke fixer. Cara bekerjanya sama seperti cara kerja dikamar gelap
konvesional. Alat ini menggantikan kamar gelap, bila fasilitas kamar gelap
tidak tersedia. Menggunakan mesin pencuci ini, bila hanya sedikit foto rontgen
yang dicuci.
·
True automatic processing
Alat ini juga memiliki
bagian yang terbuka seperti sarung tangan untuk membuka film dan menempatkannya
dalam roller system, untuk selanjutnya menjalani proses pencucian yang lengkap
secara otomatis. Idealnya dilakukan didalam kamar gelap. Disana film dengan
ukuran yang berbed-beda, dengan mudah dapat dikeluarkan dari pembungkusnya dan
langsung ditempatkan pada roller.
2. manual prosessing
Dengan
menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu :
Developer ( pembangkitan
), Rinsing ( pembilasan ), Fixing ( penetapan), Washing (pencucian ),
dan Drying ( pengeringan ).
Meja basah, untuk bak
pencuci film yang terdiri dari :
Developer, dilengkapi
dengan termometer untuk mengukur suhu developer. Cairan developer yang
temperaturnya lebih besar dari 24oC, akan mempengaruhi emulsi AgBr
menjadi lumer, dan gambaran pada foto berupa noda-noda sehingga akan
mempengruhi interpretasi foto tersebut dengan baik. Pada bak developer terdiri
dari larutan Hydroquinone, ini adalah suatu bahan pereduksi yang menghasilkan
kontras tinggi.
1.
Mentol, ini adalah suatu bahan pereduksi yang menghasilkan detail
dari foto rontgen
2.
Sodium karbonat (NaCO3), bahan ini dipergunakan untuk mengaktifkan
larutan developer dalam mempercepat reaksi perubahan kimia emulsi garam AgBr
yang terkena sinar X
3.
Sodium sulfat (NaSO3), bahan ini dipergunakan untuk menghalangi
kerusakan larutan developer yang mengalami oksidasi dengan udara. Jadi bahan
ini bertindak sebagai suatu perlindungan dan menjaga keaktifan developer
4.
Potasium bromida (KBr), bahan ini dipergunakan untuk mencegah
reduksi kristal-kristal yang tidak disinari oleh sinar X, berarti bahan ini
mencegah terjadinya kabut
5.
Air dipergunakan sebagai pelarut Rinsing untuk menghilangkan semua
larutan developer yang ikut mempengaruhi keasaman larutan fixer. Oleh sebab itu
pencucian dalam air harus bersih betul, kemudian dimasukan ke dalam larutan
fixer.
Fixing : untuk melarutkan
semua emulsi AgBr yang tidak mengalami ionisasi oleh sinar X pada waktu
penyinaran atau tidak dilarutkan oleh developer. Pada bak fixing terdiri dari
larutan
1.
Natrium tiosulfat, larutan ini merupakan bahan fixasi dan bahan
pelarut AgBr
2.
Natrium sulfat, larutan ini dipergunkan untuk mencegah dekomposisi
bahan fixasi dalam asam acetat. Jadi larutan ini bertindak sebagai pengawet
3.
Asam asetat, larutan ini dipergunakan untuk menetralisir larutan
developer yang terbawa serta oleh film agar fixer bersifat asam.
4.
Potasium alumunium, larutan ini merupakan bahan pengeras yang
mengeraskan gelatin dalam emulsi film
5.
Air, digunakan sebagai bahan pelarut
Washing : film harus direndam
dalam bak air selama 10 menit, kemudian di cuci dengan air kran, untuk
membersihkan semua sisa-sisa zat kimia pada film. Mencuci dalam bak air
saja tanpa dibilas pada air kran, akan menimbulkan noda-noda pada foto
rontgennya.
Drying : mengeringkan film pada
temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan film akan hangus atau foto yang
dihasilkan akan timbul noda-noda kuning. Sebaiknya mengeringkan film pada suhu
ruangan. Meja kering, untuk tempat mengisi dan mengeluarkan film dari kaset
yang sudah dan akan digunakan. Pengetahuan akan pekerjaan dan pemahaman teori
pemrosesan perlu sehingga kesalahan dapat diidentifikasi dan diperbaiki7,12
Syarat radiografi yang baik
Citra
radiografi merupakan hal penting dalam menunjang praktek Kedokteran radiografi
sehari-hari. Setiap radiologist (dokter spesialist radiologi)
pasti menginginkan gambar radiografi atau foto rontgendengan
kualitas yang semaksimal mungkin dalam rangka menegakkan diagnosis, membuat
rencana perawatan, dan menilai keberhasilan perawatan yang telah dilakukan
terhadap pasiennya. Sebagai tenaga paramedis, seorang radiografer hendaknya
dapat menyajikan gambar radiografi (foto rontgen) yang berkualitas,
terutama saat pelayanan di rumah sakit – rumah sakit, atau laboratorium klinik
swasta yang sudah banyak tersebar di masyarakat. Radiografer sebagai seorang
mitra kerja seorang radiologist (dokter spesialist radiologi) harus dapat
memberikan hasil kerja yang maksimal kepada mitranya tersebut. Untuk menjaga
kualitas kerja, radiografer sebagai mitra kerja seorang radiologist (dokter
spesialis radiologi) harus dapat memberikan gambar radiografi (foto rontgen)
yang berkualitas, baik detail mutu maupun karakteristik gambar radiografi
(meliputi detail dari pada citra radiografi tersebut). Apabila citra radiografi
yang dihasilkan terlalu rendah, dapat menyebabkan tingkat diagnostik yang
rendah pula, dan apabila kualitas diagnosa yang dihasilkan rendah, pasti akan
menimbulkan kesulitan dalam menentukan tahap perawatan berikutnya terkait kasus
yang dialami pasien.6
DENTAL RADIOGRAFI
Radiologi adalah ilmu untuk melihat bagian dalam
tubuh manusia menggunakan gelombang atau pancaran radiasi, baik gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Dalam dunia kesehatan radiologi juga digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis, biasa disebut sebagai dental radiology. Dental
radiology ini memegang peranan yang penting dalam menegakkan diagnosis,
merencanakan perawatan dan mengevalusi hasil perawatan.4
BAB
II
PEMBAHASAN
1. JENIS FILM DENTAL DAN PANORAMIC
1. Film dental
·
Unit
Sinar-X
Pesawat dental adalah pesawat yang
di gunakan untuk pemeriksaan gigi. Pesawat dental di bagi atas beberapa yaitu:
-
Pesawat
dental dengan ujung kerucut dan ujung tebuka yaitu pesawat dental yang dapat
menampakkan hanya beberapa gigi saja.
-
Pesawat
dental panoramic yaitu pesawat dental yang dapat menghasilkan gambar gigi
secara keseluruhan.
-
Pesawat
dental digital imaging yaitu pesawat dental yang dapat memperlihatkan
gigi secara keseluruhan dan di kendalikan dengan monitor.
-
Ada
dua jenis kerucut pada pesawat dental, yaitu kerucut plastik runcing dan
kerucut ujung terbuka. Kerucut plastik runcing harus dilengkapi dengan
kolimator yang efektif dengan sebuah diafragma logam dan tabung logam yang
berada dalam kerucut
-
Spesifikasi
Film Dental :
Sudut perputaran x-ray tube 360°
Memiliki besaran kV 50 – 70
Memiliki besaran mA 10 – 15
Rentang waktu ekposi berkisar antara
0,025 – 0,5
Jarak x-ray tube ke kulit 18 – 23
inch
Menggunakan fokus kecil
Short distance technique
X-ray tube dilengkapi dengan pointer
untuk sentrasi sinar dan conus berada di dalam
·
Film
gigi yang dimaksud adalah film
dental periapikal ukurannya 3 x 4 cm dan juga film dental occlusal ukuran 6 x 9
cm.
-
Unit
Processing
Memproses atau mencuci film dental
dapat dilakukan dengan menggunakan automatic processing atau manual processing.
-
Unit
Pengering Film
Apabila menggunakan manual
processing maka dibutuhkan unit pengering film yaitu drying cabinet.
-
Radiography
Protection System
Yang dimaksud dalam hal ini adalah
keamanan dalam hal proteksi radiasi. Seperti keamanan terhadap radiasi di ruang
pemeriksaan dan ruang radiologi, serta keamanan pasien dan radiografer dengan
menggunakan apron.
-
Viewer
Untuk melihat hasil gambaran film
dental yang sudah di proses digunakan sebuah alat yang dinamakan viewing box.
1.1 Film Panoramic
Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu
dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok,
yaitu :
·
Tube head sinar-X
Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit
dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari bidang
horizontal.
·
Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)
Tempat
kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga
dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan
pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal. Kaset yang digunakan
adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi
screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).
·
Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam
marker
Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan
untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand
up unit).Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang
dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi
duduk (sit down unit). Light beam marker (sinar
penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite
block digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan
bawah pada posisi “ujung dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi.
Penopang dagu digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak
(Langland, 1989).
1.2 Jenis Film Dental
ü Pemeriksaan radiografi intra oral
Pemeriksan
ini menggambarkan sebagian kecil dari keadaan gigi dan struktur pendukung
radiografi intra oral. Dalam penggunaannya, film intar oral diletakkan di dalam
mulut pasien. Radiografi intra oral terdiri dari 3 jenis yaitu pemeriksaan
periapikal interproksimal dan oklusal. Pemeriksaan periapikal terdiri dari 2
teknik, yaitu teknik kesejajaran dan teknik bidang bagi. Teknik-teknik ini
digunakan untuk memeriksa kondisi mahkota dan akar gigi serta struktur
periodontal gigi. Pemeriksaan interproksimal dengan menggunakan teknik
bite-wing, digunakan untuk memeriksa mahkota gigi pada 2 rahang sekaligus yaitu
rahang atas dan rahang bawahpada satu film saja. Pemeriksaan oklusal dengan
penggunaan teknik oklusal, digunakan untuk pemeriksaan mandibula atau maksila
dengan area yang lebih luas yang tergambar pada satu film.
ü Pemeriksaan radiografi ekstra oral
Pemeriksaan ini menggambarkan seluruh daerah tengkorak
dan rahang. Film radiografi diletakkan di luar mulut pasien.
2. KOMPONEN/BAGIAN FILM DENTAL DAN
PANORAMIC
2.1 Komponen
Film Dental
Film
dental termasuk dalam film yang non screen film karena dalam
penggunaannya film dental tidak
menggunakan intensifying screen dalam
pembentukan gambarannya. Film dental dalam
penggunaannya dimasukkan ke dalam sebuah amplop khusus yang kedap terhadap
cahaya.
Di
dalam amplop film dental ini terdapat
bagian-bagian yang disusun sedemikian rupa sehingga terkesan menjepit film dental itu sendiri diantaranya dua buah
kertas diantara film dental dan satu
lembar timah hitam (Pb). Penggunaan film dental
tidak boleh terbalik, hanya ada satu permukaan yang diarahkan ke sinar-x
yang disebut bagian depan (front side).
Bagian belakang (back side) tidak
boleh diarahkan ke sinar-x karena jika diarahkan ke sinar-x, film dental tidak akan menghasilkan gambaran.
Hal ini disebabkan ada salah satu bagian di dalam amplop film dental yaitu Pb yang tidak bisa ditembus
sinar-x, diletakkan di bagian belakang film dental.
Pada bagian depan film dental
terdapat sebuah titik yang menonjol pada bagian atasnya yang disebut dengan tip point. Tip point ini merupakan marker
(penanda) dimana bagian apex (puncak)
gigi harus berada pada tip point ini.
Film
dental sengaja dibuat dengan jenis non screen film, hal ini dimaksudkan
agar gambaran yang dihasilkan memiliki detail dan ketajaman yang lebih tinggi
dibanding dengan film jenis screen film.
Film dental membutuhkan penampakan
gigi secara baik berikut bagian pembuluh darah yang volumenya relatif kecil dan
juga daerah persarafan di seputar gigi yang diperiksa tersebut. Jika terdapat
kelainan pada gigi seperti adanya kista pada akr gigi atau keropos pada puncak
gigi, maka film dental yang merupakan
jenis non screen film akan memberikan
informasi dengan sangat baik karena film dental
memiliki detail dan ketajaman yang tinggi.
ü Image receptors
Reseptor
gambar yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi adalah film radiografi. Ada
dua tipe dasar:
1. Direct-action
atau non-screen film (kadang disebut wrapped atau packet film). Jenis film ini sensitif terutama terhadap foton
sinar-x.
2. Indirect-action atau
screen film. Digunakan bersamaan
dengan intensifying screen di dalam
kaset. Jenis film ini sensitif terhadap foton cahaya yang dipancarkan oleh intensifying screen yang berdekatan.
Kegunaan dari intensifying screen dan indirect-action
film adalah mereka merespon paparan sinar-x yang lebih sedikit, sehingga
dosis yang diberikan kepada pasien menjadi lebih rendah. Namun hal ini
menyebabkan kualitas gambar yang rendah. Berikut penjelasan dari kedua film:
1. Direct-action
(non-screen) film, Kegunaan Non-screen film digunakan dalam
radiografi bagian dalam mulut dengan maksud mendapatkan kualitas gambar dan
detail anatomi yang baik.
Ukuran
Film
memiliki banyak variasi ukuran, tetapi hanya tiga yang biasa digunakan.
·
31 x 41 mm – untuk periapicals,
menunjukkan gambaran gigi yang utuh (mencakup beberapa gigi dari mahkota hingga
ujung akar) hingga ke tulang rahang disekitarnya.
·
22 x 35 mm – untuk bitewings,
menunjukkan gigi belakang atas dan bawah.
·
57 x 76 mm – untuk occlusals, menunjukkan atap atau dasar mulut.
Jenis ukuran film radiografi direct-action. A film
periapical/bitewing kecil, B film
periapical/bitewing besar, C film
occlusal.
ü Bungkus Film
Isi
dari packet film (bungkus
film) terlihat pada gambar berikut:
Isi dari packet film atau bungkus film. A
bungkus luar, B film, C lembaran timbal, D kertas hitam pelindung.
Poin
penting untuk dicatat
·
Bungkus luar terbuat dari plastik dan
disegel untuk mencegah masuknya air liur.
·
Sisi bungkus yang menghadap ke arah
sinar-x memiliki permukaan baik yang halus atau berkerikil dan biasanya
berwarna putih.
·
Sisi sebaliknya biasanya terdiri atas
dua warna sehingga hanya sedikit kemungkinan kesalahan penempatan film dalam
mulut pasien. Setiap warna memiliki film
speed yang berbeda.
·
Kertas hitam pada kedua sisi film
berfungsi melindungi film dari: Cahaya, Kerusakan oleh jari ketika dibuka, Air
liur yang bocor pada bungkus film.
·
Lembaran timbal yang tipis ditempatkan
di belakang film untuk mencegah radiasi hambar yang melewati pasien.
·
Lembaran timbal mengandung pola yang
timbul sehingga jika bungkus film salah diletakkan, pola akan muncul pada hasil
radiograf. Hal ini dapat menjadikan hasil radiograf yang kurang terang (underexposed) dapat dengan mudah
diidentifikasi.
2.2 Komponen Film Panoramic
·
Film
Panoramic dan IS
Film
panoramic mempunyai emuli photosensitive dan menggunakan kaset yang dilengkapi
IS. IS digunakan karena dapat
menurunkan dosis radiasi yang diterima pasien dan dapat menghasilkan kualitas
radiograf yang baik. Bila film
panomaramic menggunakan NSF / direct exposure maka dosis pasien lebih banyak.
Ukuran film panoramic 5 x 12 inchi (12.5 x 30
cm) atau 6 x 12 inchi (15 x 30 cm) Double
emulsi, kecuali film yang terbungkus sendiri. Rare earth screen-film; dimana exposure yang dibutuhkan lebih kecil tnpa
harus kehilangan detail bayangan. Setiap
kaset dilengkapi sepasang IS.
·
Bahan Kaset
Bahan kaset terbuat
dari bahan yang tembus radiasi tapi tidak tembus cahaya pada bagian depan dan
bagian belakang dapat menahan radiasi, dan juga tidak tembus cahaya. Beberapa
bahan yang biasa digunakan : Alumunium, Carbon, Plastik dan bahkan juga kertas.
·
kaset carriage (tempat kaset)
Tempat
kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat
bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan pergerakan
tomografi yang singkron pada bidang vertikal.
Kaset yang digunakan
adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi
screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).
3. PROSES PEMBENTUKAN
3.1 Proses
Pembentukan Film Dental
Memproses fim dental
periapikal dan occlusal dengan prosesing otomatis
Ketika di kamar gelap rumah sakit kita ada prosesing otomatis apa
yang dapat kita perbuat supaya kita tidak repot saat mencuci film gigi ?
. Film gigi yang dimaksud adalah film dental periapikal ukurannya cm 3 x 4 cm
dan juga film dental occlusal ukuran 6 x 9 cm .Ternyata ada cara yang mudah
untuk membuat triknya , Coba lihat gambar sebelah , yang warna hijau adalah
potongan film bekas yang bening lebar sekitar 7 atau 8 cm dengan panjang 18 cm.
kita bentuk menjadi frame yang dapat dimasuki film dental periapikal
( warna abu-abu ) dengan demikian film dental periapikal tidak akan terlepas
ketika kita masukkan ke dalam roll mesin prosesing otomatis. Untuk film dental
occlusal tentu ukurannya lebih besar, namun prinsip pembuatan triknya sama
dengan yang digunakan untuk dental periapikal. Seperti gambar di atas itulah
posisi film gigi dan frame yang dibuat dari film bekas ketika akan dimasukkan
ke dalam prosessor otomatis yang biasa kita gunakan untuk prosessing film
ukuran general ( 18 x 24 cm , 24 x 30 cm , 30 x 40 cm , 35 x 35 cm dan juga 35
x 43 cm ) .
Apa keuntungan dengan pemakaian
prosesing otomatis ini ? Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
trik ini antar lain :
·
Kondisi pemotretan ( dosis radiasi ) dapat dibuat
tetap / dibuat standarisasi
·
Waktu prosesing konstan
·
Hasil radiograf relatif lebih bagus daripada dengan
manual
·
Kebersihan selama prosesing lebih terjamin
3.1 Proses Pembentukan Film Panoramic
Pada waktu sinar X melalui suatu objek dan jatuh pada film, maka
sinar X akan mengionkan emulsi Ag Br pada film tergantung dari sinar X yang
jatuh pada film tersebut. Bila sinar X mengenai struktur jaringan keras Sebagai
contoh gigi, tambalan amalgam, tulang, yang karena kepadatannya akan
mengabsorsi sinar X yang banyak dan sedikit sekali sinar X yang keluar dan
jatuh pada film, akibat sedikitnya sinar X yang jatuh pada film maka emulsi Ag
Br pada film hanya sedikit yang mengalami proses ionisasi menjadi Ag+ + Br+ . Kemudian diproses dalam kamar gelap,
developer akan melepaskan ion Br_ yang
jumlahnya sedikit,maka tampak gambaran laten pada foto rontgennya berwarna
putih atau radiopaque. Bila sinar X mengenai struktur jaringan lunak : Sebagai
contoh gingiva, mukosa pipi, dan bibir yang kepadatannya kurang, maka sedikit
sekali sinar X yang diabsorsi atau banyak sinar X yang jatuh pada film,
sehingga sebagian besar Ag Br pada film akan mengalami ionisasi menjadi Ag+ + Br_ . Kemudian diproses dalam kamar gelap
, developer akan melepaskan Br_ dalam
jumlah yang banyak, maka akan tampak gambar laten pada foto rontgennya berwarna
hitam atau radiolusen.
4. SPESIFIKASI TEKNIS
4.1
Film pada Radiografi Dental
Film yang
digunakan adalah film khusus untuk dental radiography, yang merupakan single
emulsi. Untuk mempermudah positioning film dental, biasanya digunakan sebuah
alat yang disebut "Bitewing".
Film dental memiliki karakteristik
sebagai berikut :
·
Termasuk
kelompok nonscreen film
·
Double
sided emulsion (emulsi nya timbal balik)
·
Berada
dalam amplop
·
Terdapat
“Lead Foll” (kertas timbal balik)
·
Memiliki
Pip Point diletakkan dipuncak (appex)
·
Ukuran
3x4 cm
·
Film
base cellulose tricetat
·
Thickness
= 6/1000 inch
·
Water
proof (kedap air)
·
Flexible (dapat ditekuk)
4.2
Film
pada Radiografi Panoramic
Film
Panoramic memiliki karakteristik sebagai berikut:
·
Ukuran
film panoramic 5 x 12 inchi (12.5 x 30 cm) atau 6 x 12 inchi (15 x 30 cm)
·
Double
emulsi, kecuali film yang terbungkus sendiri
·
Rare
earth screen-film; dimana exposure yang dibutuhkan lebih kecil tanpa harus
kehilangan detail bayangan
5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FILM
DENTAL DAN PANORAMIC
5.1 Film
Dental
Film dentalpada kedokteran gigi dipasang menggunakan
bitwing, teknik ini memiliki kelemahan yaitu periapikal dan ujung akar tidak
terlihat
serta pasien sulit mengoklusikan maksila dan mandibula sehingga mulut tetap
terbuka.
Selain itu radiografi bitewing juga memiliki kelebihan yaitu dapat
mendeteksi
karies dini, puncak tulang alveolar terlihat jelas dan memudahkan pasien
yang
memiliki refleks muntah yang tinggi.
5.2 Film Panoramik
Kelebihan utama dari penggunaan radiografi panoramik
adalah mengulas secara luas tulang-tulang wajah dan gigi, dosis radiasi yang
rendah dan waktu yang singkat dalam pengambilan gambar yaitu sekitar 3 – 4 menit,
termasuk waktu memposisikan pasien dan waktu pemaparan.4 Kelebihan lainnya dari
radiografi panoramik adalah:
·
Gambaran area yang luas dan seluruh
jaringan ditampilkan.
·
Radiografi panoramik dapat dengan mudah
dipahami pasien, sehingga bermanfaat menjadi sarana edukasi bagi pasien.
·
Pengambilan posisi relatif sederhana.
·
Pandangan keseluruhan rahang memberikan
penilaian cepat pada penyakit, bahkan mungkin penyakit yang tidak dicuragai
sebelumnya.
·
Pandangan kedua sisi mandibula dalam
satu film bermanfaat dalam menilai fraktur dan cukup nyaman dilakukan pada
pasien yang terluka atau sakit.
·
Dinding dasar antral, juga dinding
posterior dan media dapat terlihat dengan baik.
·
Kedua prosesus kondiloideus dimunculkan
dalam satu film sehingga memudahkan dalam melakukan perbandingan.
·
Dosis radiasinya hanya sekitar seperlima
dari survei full mouth radiografi intraoral.
Kekurangan utama dari radiografi
panoramik adalah bahwa gambar tidak menunjukkan detail anatomi yang baik
seperti pada radiografi intraoral, sehingga tidak cocok untuk mendeteksi lesi
karies yang kecil, struktur marginal jaringan periodonsium, atau
penyakit-penyakit periapikal. Terkadang ada jaringan yang overlap,
seperti servikal tulang belakang, dapat menyembunyikan lesi-lesi odontogenik,
khususnya pada daerah insisal.4 Kerugian lain dari radiografi panoramik adalah:
·
Gambaran tomografi ini hanya menampilkan
satu bagian dari pasien,sehingga struktur atau kejanggalan yang tidak mencolok
tidak terlihat jelas.
·
Jaringan lunak dan rongga udara dapat
terhalangi jaringan keras.
·
Bayangan artefaktual dapat manghalangi
gambaran struktur yang penting.
·
Penggunaan indirect-action film dan
intensifying screen menghasilkan
·
penurunan kualitas gambar tapi
resolusinya dapat ditingkatkan dengan menggunakan
·
digital image receptor.
·
Teknik ini tidak cocok pada pasien anak
di bawah umur enam tahun atau pasien yang mempunyai kemampuan terbatas karena
panjangnya siklus pemaparan.
·
Beberapa pasien tidak dapat menyesuaikan diri
sehingga beberapa struktur
·
dapat keluar dari fokus.
·
Pergerakan pasien selama pemaparan dapat
menyebabkan distorsi sehingga
·
menyulitkan interpretasi
6. CONTOH APLIKASI PENGGUNAAN FILM
DENTAL DAN PANORAMIC
6.1 Aplikasi
Dental Radiography
Sebagai radiodiagnosa (radiograf gigi) merupakan
data pendukung yang penting dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit atau
kelainan di kedokteran gigi misalnya
·
Adanya kelainan apical atau periapikal
yang tidak terdeteksi secara klinis.
·
Adanya kelainan pada rahang.
·
Adanya fraktur rahang atau akar gigi
·
Karies yang tersembunyi (pada proksimal
atau karies akar) karies sekunder, karies incipien, kedalaman karies, dll.
·
Pasien yang mengalami gangguan pada giginya tentu
harus menjalani pemeriksaan, perawatan atau bahkan operasi pada giginya. Supaya
penanganan atas gangguan pada gigi tersebut bisa tepat maka sebelum dilakukan
tindakan
sebaiknya dilakukan pemeriksaan
dental radiography.
6.2 Aplikasi film PANORAMIC
Panoramic digunakan untuk melihat gigi secara
keseluruhan. Keuntungan panoramic adalah bisa melihat keseluruhan gigi hanya
dengan satu kali pemeriksaan.
·
Impacted
atau impaksi merupakan gangguan yang terjadi pada gigi dimana gigi yang baru tumbuh
mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu tumbuh. Impaksi biasanya
terjadi pada molar 3 yang mendesak molar 2. Ini biasanya terjadi karena pasien
memiliki mandibula yang pendek sehingga molar 3 tidak mendapat cukup tempat
untuk tumbuh.
·
Caries
dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi berlubang. Caries ini biasa terjadi
akibat pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena sisa
makanan yang tertinggal, bakteri, dll.
·
Cystisis
adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang menjadi tempat untuk radix
(akar) gigi mengalami kekosongan.
·
Susunan
gigi seharusnya tumbuh secara rata. Tetapi banyak juga orang yang memiliki
susunan gigi yang tidak rata. Ini kebanyakan merupakan bawaan sejak lahir,
tetapi ada juga yang diakibatkan karena kebiasaan makan saat kecil atau juga
karena kecelakaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
·
Radiograf
yang pada umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bitewing
radiografi yang berasal dari film Dental radiografi.
·
Radiografi
Dental merupakan prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit
periodontal melalui penilaian level tulang alveolar.
·
Bitewing
Radiografi digunakan untuk mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama
pemeriksaan periodontal dan rencana perawatan. Deposit kalkulus subgingival
juga dapat dideteksi. Walaupun demikian, hasil dari bitewig radiografi pada
diagnosis penyakit periodontal hanya terbatas pada bagian mahkota akar gigi
yang diamati, dan terbatas pada region molar-premolar.
·
Radiografi
panoramic member gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk
mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum
Saran :
Keahlian dan kreativitas dibidang Radiologi dapat memberikan
sumbangan bagi peningkatan pelayanan kesehatan. Untuk menghindari pengulangan
pemotretan yang berarti dosis rediasi pada pasien maupun diri sendiri
bertambah, modifikasi harus dilakukan berdasarkan penelitian-penelitian
Radiologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Rakosi T. An atlas and manual of cephalometric radiography.
Great Britain: Wolfe medical Publ.Ltd.; 1982.p. 166-8
Modifikasi
Teknik Radiografi Kedokteran Gigi untuk Tujuan Pemeriksaan Khusus (Radiographic
Technique Modification In Dentistry For Specific Purpose) oleh Achamd Alhami, Evy Savitr Bagian Radiologi Kedonteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar