Jumat, 30 Januari 2015

Radiofotografi 1 : film dental dan panoramic



 MAKALAH RADIOFOTOGRAFI 1
FILM DENTAL DAN PANORAMIC






Disusun Oleh :
1.      Maizza Nadia Putri            (P1337430214057)
2.      Wahyu Hidayat                 (P1337430214034)
3.      M.Raizal Rais                    (P1337430214031)
4.      M.Ainul Mala                    (P1337430214048)
5.      Feni Try Sabdo                  (P1337430214051)
6.      Siti Istiqomah                    (P1337430214087)
7.      Yoseva Riski K                 (P1337430214012)
8.      Arina Luthfiani                  (P1337430214028)
9.      Herin Anggraini                 (P1337430214053)
10.  Ayu Mahanani                   (P1337430214080)
11.  Melida Putri S                   (P1337430214091)
12.  Amri Dhaneswari              (P1337430214004)

PRODI D-IV TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2014

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah MAKALAH RADIOFOTOGRAFI 1 pokok bahasan FILM DENTAL DAN PANORAMIC ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Ucapan Terimakasih kami haturkan pada Bapak Agung Nugroho Setiawan, SST selaku dosen mata kuliah Radiofotografi 1  yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
 Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep film dental dan panoramic.  Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di kesempatan yang akan datang.



Semarang,        Oktober  2014





Penyusun    



DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………….............i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ………ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ……...iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………….............................................................1
1.1  Latar belakang…………………..……………………………………………………....1
1.2  Tujuan ……………………...…………………………………………………………..2
1.3  Tinjauan Pustaka……………………..…………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...……..6
2.1  Jenis Film Dental dan Panoramic………………………………………………..……..6
2.2  Komponen Film Dental dan Panoramic…………………………………………..……9
2.3  Proses Pembentukan………………………………………………………………...…13
2.4  Spesifikasi Teknis…………………………………………………………………...…15
2.5  Kelebihan dan Kekurangan film Dental dan Panoramic…………………………..…17
2.6  Contoh Aplikasi penggunaan film Dental dan Panoramic…………………………...19

 BAB III PENUTUP………………………………................................................................22
3.1  Kesimpulan…………………………………………………………………………….22
3.2  Saran…………………………………………………………………………………...22
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG
Radiografi adalah produksi gambaran radiografis (radiographic image) dari suatu obyek dengan memanfaatkan sinar-X (X-ray). Sinar x ditemukan oleh Wilhem C Roentgen, seorang professor fisika dari jerman saat melihat timbulnya fluoresensi yang berasal dari kristal barium platinosianida yang mendapat hadiah nobel pada tahun 1901. Akhir desember 1895 dan awal januari 1896 Dr. Otto Walkhoff (dokter gigi) dari jerman adalah orang pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi (premolar bawah).1
Penggunaan sinar Rontgen telah lama dikenal sebagai suatu alat dalam bidang kedokteran yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosa dan untuk menentukan rencana perawatan. Radiografi  memberikan informasi diagnosis yang penting dan dapat digunakan saat menentukan rencana perawatan.2 Dalam bidang kedokteran gigi, radiografi digunakan untuk menyediakan informasi tentang struktur oral tidak kasat mata.3 Pemeriksaan radiografi dalam kedokteran gigi dikenal lebih dari satu abad sebagai sarana untuk memperoleh informasi diagnostik yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan klinis. Pemeriksaan radiografis merupakan salah satu tahapan penting dalam perawatan adanya kelainan dalam praktek dokter gigi.4,5
Radiografi gigi dapat membantu dokter gigi untuk memeriksa struktur pendukung gigi yang di foto rontgen. Radiografi dalam kedokteran gigi ada 2 macam yaitu, foto intraoral dan ekstraoral.2 Panoramik merupakan salah satu foto Rontgen gigi ekstraoral yang biasa dipakai dalam praktek kedokteran gigi. Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.2
Radiografi merupakan ilmu pengetahuan sekaligus seni. Pemanfaatan dari radiografi memerlukan pengetahuan tentang fisika radiasi dan kimia fotografi serta keterampilan tingkat tinggi.3 Foto radiografi detral dan panoramik yang baik tentunya bisa membantu tenaga medis gigi untuk menegakkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Dimana untuk menghasilkan gambaran panoramik yang baik perlu disertai dengan proses dan pengetahuan tentang tata cara agar menghasilkan foto radiografi yang mudah di interpretasi sehingga bisa dipertanggungjawabkan
Citra radiografi merupakan hal penting dalam menunjang praktek seorang dokter gigi. Sebagai tenaga medis, dokter dalam membantu diagnosanya hendaknya menyajikan gambar radiografi atau foto rontgen yang berkualitas terutama saat pelayanan di tempat praktek, rumah sakit, atau laboratorium klinik yang sudah banyak tersebar di masyarakat6
Proses pembuatan foto detral dan panoramic dikatakan berhasil manakala hasil foto radiografisnya bisa menggambarkan obyek lebih detail sehingga mudah dibaca. Sebetulnya, yang boleh memegang dan menggunakan alat radiografi adalah ahli fisika medik. Kesalahan proses pembuatan foto radiografi dapat menghasilkan pencitraan yang kurang berkualitas. Hal ini dapat mempersulit dokter gigi dalam menegakkan diagnosis dan rencana perawatan yang akan dilakukan.

1.2         TUJUAN
1. Mengetahui jenis film dental dan panoramic
2. Mengetahuan komponen/bagian film dental dan paniramic
3. Mengetahui proses pembentukan film dental dan panoramic
4. Memahami spesifikasi teknis film dental dan panoramic
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan film panoramic
6. Memahami aplikasi penggunaan film dental dan panoramic

1.3         TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penyusunan makalah penulis menggunakan jurnal sebagai acuan penyusunan makalah yaitu Modifikasi Teknik Radiografi Kedokteran Gigi untuk Tujuan Pemeriksaan Khusus (Radiographic Technique Modification In Dentistry For Specific Purpose) oleh Achamd Alhami, Evy Savitr Bagian Radiologi Kedonteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia.
Dari jurnal diatas penulis mencoba mengambil intisari yang dapat dijadikan materi dalam penyusunan makalah ini.

Radiografi Panoramik
Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada 2 yaitu teknik intraoral dan ekstraoral. Pada teknik intraoral, film Rontgen diletakkan didalam mulut pasien, salah satunya adalah foto periapikal dan bite wing serta oklusal, sedangkan pada teknik foto Rontgen ekstraoral, film Rontgen diletakkan diluar mulut pasien, salah satunya adalah foto panoramik, macam lainnya adalah lateral foto, cephalometri dan lain-lain.1
Panoramik merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilo fasial. Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi danoverlap minimal dari detail anatomi pada sisi kontra lateral. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.11

Terdapat 2 jenis prosessing dalam radiografi panoramic
1.      automatic prosessing
Dalam processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya pada prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), menggunakan tenaga mesin
·         Daylight processing
Ada beberapa macam mesin pencuci film rontgen dipasaran. Beberapa diantaranya harus dilakukan dengan tangan, tapi dilengkapi dengan tempat terbuka untuk memasukan film, mirip sarung tangan, yang tidak tembus cahaya, sehingga tangan kita bisa dimasukan, juga ada filter tahan cahaya. Tangan dimasukan kedalam developer, ke pembilas kemudian ke fixer. Cara bekerjanya sama seperti cara kerja dikamar gelap konvesional. Alat ini menggantikan kamar gelap, bila fasilitas kamar gelap tidak tersedia. Menggunakan mesin pencuci ini, bila hanya sedikit foto rontgen yang dicuci.
·         True automatic processing
Alat ini juga memiliki bagian yang terbuka seperti sarung tangan untuk membuka film dan menempatkannya dalam roller system, untuk selanjutnya menjalani proses pencucian yang lengkap secara otomatis. Idealnya dilakukan didalam kamar gelap. Disana film dengan ukuran yang berbed-beda, dengan mudah dapat dikeluarkan dari pembungkusnya dan langsung ditempatkan pada roller.

2.      manual prosessing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu :
Developer ( pembangkitan ), Rinsing ( pembilasan ), Fixing ( penetapan),  Washing (pencucian ),  dan Drying ( pengeringan ).
Meja basah, untuk bak pencuci film yang terdiri dari :
Developer, dilengkapi dengan termometer untuk mengukur suhu developer. Cairan developer yang temperaturnya lebih besar dari 24oC, akan mempengaruhi emulsi AgBr menjadi lumer, dan gambaran pada foto berupa noda-noda sehingga akan mempengruhi interpretasi foto tersebut dengan baik. Pada bak developer terdiri dari larutan Hydroquinone, ini adalah suatu bahan pereduksi yang menghasilkan kontras tinggi.
1.      Mentol, ini adalah suatu bahan pereduksi yang menghasilkan detail dari foto rontgen
2.      Sodium karbonat (NaCO3), bahan ini dipergunakan untuk mengaktifkan larutan developer dalam mempercepat reaksi perubahan kimia emulsi garam AgBr yang terkena sinar X
3.      Sodium sulfat (NaSO3), bahan ini dipergunakan untuk menghalangi kerusakan larutan developer yang mengalami oksidasi dengan udara. Jadi bahan ini bertindak sebagai suatu perlindungan dan menjaga keaktifan developer
4.      Potasium bromida (KBr), bahan ini dipergunakan untuk mencegah reduksi kristal-kristal yang tidak disinari oleh sinar X, berarti bahan ini mencegah terjadinya kabut
5.      Air dipergunakan sebagai pelarut Rinsing untuk menghilangkan semua larutan developer yang ikut mempengaruhi keasaman larutan fixer. Oleh sebab itu pencucian dalam air harus bersih betul, kemudian dimasukan ke dalam larutan fixer.
Fixing : untuk melarutkan semua emulsi AgBr yang tidak mengalami ionisasi oleh sinar X pada waktu penyinaran atau tidak dilarutkan oleh developer. Pada bak fixing terdiri dari larutan
1.      Natrium tiosulfat, larutan ini merupakan bahan fixasi dan bahan pelarut AgBr
2.      Natrium sulfat, larutan ini dipergunkan untuk mencegah dekomposisi bahan fixasi dalam asam acetat. Jadi larutan ini bertindak sebagai pengawet
3.      Asam asetat, larutan ini dipergunakan untuk menetralisir larutan developer yang terbawa serta oleh film agar fixer bersifat asam.
4.      Potasium alumunium, larutan ini merupakan bahan pengeras yang mengeraskan gelatin dalam emulsi film
5.      Air, digunakan sebagai bahan pelarut
Washing : film harus direndam dalam bak air selama 10 menit, kemudian di cuci dengan air kran, untuk membersihkan semua sisa-sisa zat  kimia pada film. Mencuci dalam bak air saja tanpa dibilas pada air kran, akan menimbulkan noda-noda pada foto rontgennya.
Drying : mengeringkan film pada temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan film akan hangus atau foto yang dihasilkan akan timbul noda-noda kuning. Sebaiknya mengeringkan film pada suhu ruangan. Meja kering, untuk tempat mengisi dan mengeluarkan film dari kaset yang sudah dan akan digunakan. Pengetahuan akan pekerjaan dan pemahaman teori pemrosesan perlu sehingga kesalahan dapat diidentifikasi dan diperbaiki7,12
Syarat radiografi yang baik
Citra radiografi merupakan hal penting dalam menunjang praktek Kedokteran radiografi sehari-hari. Setiap radiologist (dokter spesialist radiologi) pasti menginginkan gambar radiografi atau foto rontgendengan kualitas yang semaksimal mungkin dalam rangka menegakkan diagnosis, membuat rencana perawatan, dan menilai keberhasilan perawatan yang telah dilakukan terhadap pasiennya. Sebagai tenaga paramedis, seorang radiografer hendaknya dapat menyajikan gambar radiografi (foto rontgen)  yang berkualitas, terutama saat pelayanan di rumah sakit – rumah sakit, atau laboratorium klinik swasta yang sudah banyak tersebar di masyarakat. Radiografer sebagai seorang mitra kerja seorang radiologist (dokter spesialist radiologi) harus dapat memberikan hasil kerja yang maksimal kepada mitranya tersebut. Untuk menjaga kualitas kerja, radiografer sebagai mitra kerja seorang radiologist (dokter spesialis radiologi) harus dapat memberikan gambar radiografi (foto rontgen) yang berkualitas, baik detail mutu maupun karakteristik gambar radiografi (meliputi detail dari pada citra radiografi tersebut). Apabila citra radiografi yang dihasilkan terlalu rendah, dapat menyebabkan tingkat diagnostik yang rendah pula, dan apabila kualitas diagnosa yang dihasilkan rendah, pasti akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan tahap perawatan berikutnya terkait kasus yang dialami pasien.6

DENTAL RADIOGRAFI
Radiologi adalah ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan gelombang atau pancaran radiasi, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Dalam dunia kesehatan  radiologi juga digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis, biasa disebut sebagai dental radiology. Dental radiology ini memegang peranan yang penting dalam menegakkan diagnosis, merencanakan perawatan dan mengevalusi hasil perawatan.4























BAB II
PEMBAHASAN

1. JENIS FILM DENTAL DAN PANORAMIC
1.      Film dental
·         Unit Sinar-X
Pesawat dental adalah pesawat yang di gunakan untuk pemeriksaan gigi. Pesawat dental di bagi atas beberapa yaitu:
-          Pesawat dental dengan ujung kerucut dan ujung tebuka yaitu pesawat dental yang dapat menampakkan hanya beberapa gigi saja.
-          Pesawat dental panoramic yaitu pesawat dental yang dapat menghasilkan gambar gigi secara keseluruhan.
-          Pesawat dental  digital imaging yaitu pesawat dental yang dapat memperlihatkan gigi secara keseluruhan dan di kendalikan dengan monitor.
-          Ada dua jenis kerucut pada pesawat dental, yaitu kerucut plastik runcing dan kerucut ujung terbuka. Kerucut plastik runcing harus dilengkapi dengan kolimator yang efektif dengan sebuah diafragma logam dan tabung logam yang berada dalam kerucut
-          Spesifikasi Film Dental :
Sudut perputaran x-ray tube 360°
Memiliki besaran kV 50 – 70
Memiliki besaran mA 10 – 15
 Rentang waktu ekposi berkisar antara 0,025 – 0,5
 Jarak x-ray tube ke kulit 18 – 23 inch
 Menggunakan fokus kecil
Short distance technique
X-ray tube dilengkapi dengan pointer untuk sentrasi sinar dan conus berada di dalam

·         Film
gigi yang dimaksud adalah film dental periapikal ukurannya 3 x 4 cm dan juga film dental occlusal ukuran 6 x 9 cm.
-          Unit Processing
Memproses atau mencuci film dental dapat dilakukan dengan menggunakan automatic processing atau manual processing.
-          Unit Pengering Film
Apabila menggunakan manual processing maka dibutuhkan unit pengering film yaitu drying cabinet.
-          Radiography Protection System
Yang dimaksud dalam hal ini adalah keamanan dalam hal proteksi radiasi. Seperti keamanan terhadap radiasi di ruang pemeriksaan dan ruang radiologi, serta keamanan pasien dan radiografer dengan menggunakan apron.
-          Viewer
Untuk melihat hasil gambaran film dental yang sudah di proses digunakan sebuah alat yang dinamakan viewing box.
1.1  Film Panoramic
Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :
·         Tube head sinar-X
            Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari bidang horizontal.
·         Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)
            Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal. Kaset yang digunakan adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).
·         Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker
            Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit).Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit down unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan bawah pada posisi “ujung dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi. Penopang dagu digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak (Langland, 1989).

1.2  Jenis Film Dental
ü  Pemeriksaan radiografi intra oral
            Pemeriksan ini menggambarkan sebagian kecil dari keadaan gigi dan struktur pendukung radiografi intra oral. Dalam penggunaannya, film intar oral diletakkan di dalam mulut pasien. Radiografi intra oral terdiri dari 3 jenis yaitu pemeriksaan periapikal interproksimal dan oklusal. Pemeriksaan periapikal terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik kesejajaran dan teknik bidang bagi. Teknik-teknik ini digunakan untuk memeriksa kondisi mahkota dan akar gigi serta struktur periodontal gigi. Pemeriksaan interproksimal dengan menggunakan teknik bite-wing, digunakan untuk memeriksa mahkota gigi pada 2 rahang sekaligus yaitu rahang atas dan rahang bawahpada satu film saja. Pemeriksaan oklusal dengan penggunaan teknik oklusal, digunakan untuk pemeriksaan mandibula atau maksila dengan area yang lebih luas yang tergambar pada satu film.
ü Pemeriksaan radiografi ekstra oral
 Pemeriksaan ini menggambarkan seluruh daerah tengkorak dan rahang. Film radiografi diletakkan di luar mulut pasien.

2. KOMPONEN/BAGIAN FILM DENTAL DAN PANORAMIC
2.1  Komponen Film Dental
Film dental termasuk dalam film yang non screen film karena dalam penggunaannya film dental tidak menggunakan intensifying screen dalam pembentukan gambarannya. Film dental dalam penggunaannya dimasukkan ke dalam sebuah amplop khusus yang kedap terhadap cahaya.
Di dalam amplop film dental ini terdapat bagian-bagian yang disusun sedemikian rupa sehingga terkesan menjepit film dental itu sendiri diantaranya dua buah kertas diantara film dental dan satu lembar timah hitam (Pb). Penggunaan film dental tidak boleh terbalik, hanya ada satu permukaan yang diarahkan ke sinar-x yang disebut bagian depan (front side). Bagian belakang (back side) tidak boleh diarahkan ke sinar-x karena jika diarahkan ke sinar-x, film dental tidak akan menghasilkan gambaran. Hal ini disebabkan ada salah satu bagian di dalam amplop film dental yaitu Pb yang tidak bisa ditembus sinar-x, diletakkan di bagian belakang film dental. Pada bagian depan film dental terdapat sebuah titik yang menonjol pada bagian atasnya yang disebut dengan tip point. Tip point ini merupakan marker (penanda) dimana bagian apex (puncak) gigi harus berada pada tip point ini.
Film dental sengaja dibuat dengan jenis non screen film, hal ini dimaksudkan agar gambaran yang dihasilkan memiliki detail dan ketajaman yang lebih tinggi dibanding dengan film jenis screen film. Film dental membutuhkan penampakan gigi secara baik berikut bagian pembuluh darah yang volumenya relatif kecil dan juga daerah persarafan di seputar gigi yang diperiksa tersebut. Jika terdapat kelainan pada gigi seperti adanya kista pada akr gigi atau keropos pada puncak gigi, maka film dental yang merupakan jenis non screen film akan memberikan informasi dengan sangat baik karena film dental memiliki detail dan ketajaman yang tinggi.
ü  Image receptors
Reseptor gambar yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi adalah film radiografi. Ada dua tipe dasar:
1.      Direct-action atau non-screen film (kadang disebut wrapped atau packet film). Jenis film ini sensitif terutama terhadap foton sinar-x.
2.      Indirect-action atau screen film. Digunakan bersamaan dengan intensifying screen di dalam kaset. Jenis film ini sensitif terhadap foton cahaya yang dipancarkan oleh intensifying screen yang berdekatan.
Kegunaan dari intensifying screen dan indirect-action film adalah mereka merespon paparan sinar-x yang lebih sedikit, sehingga dosis yang diberikan kepada pasien menjadi lebih rendah. Namun hal ini menyebabkan kualitas gambar yang rendah. Berikut penjelasan dari kedua film:
1.      Direct-action (non-screen) film, Kegunaan Non-screen film digunakan dalam radiografi bagian dalam mulut dengan maksud mendapatkan kualitas gambar dan detail anatomi yang baik.
Ukuran Film memiliki banyak variasi ukuran, tetapi hanya tiga yang biasa digunakan.
·         31 x 41 mm – untuk periapicals, menunjukkan gambaran gigi yang utuh (mencakup beberapa gigi dari mahkota hingga ujung akar) hingga ke tulang rahang disekitarnya.
·         22 x 35 mm – untuk bitewings, menunjukkan gigi belakang atas dan bawah.
·         57 x 76 mm – untuk occlusals, menunjukkan atap atau dasar mulut.
Jenis ukuran film radiografi direct-action. A film periapical/bitewing kecil, B film periapical/bitewing besar, C film occlusal.
ü  Bungkus Film
Isi dari packet film (bungkus film) terlihat pada gambar berikut:
Isi dari packet film atau bungkus film. A bungkus luar, B film, C lembaran timbal, D kertas hitam pelindung.
Poin penting untuk dicatat
·        Bungkus luar terbuat dari plastik dan disegel untuk mencegah masuknya air liur.
·        Sisi bungkus yang menghadap ke arah sinar-x memiliki permukaan baik yang halus atau berkerikil dan biasanya berwarna putih.
·        Sisi sebaliknya biasanya terdiri atas dua warna sehingga hanya sedikit kemungkinan kesalahan penempatan film dalam mulut pasien. Setiap warna memiliki film speed yang berbeda.
·        Kertas hitam pada kedua sisi film berfungsi melindungi film dari: Cahaya, Kerusakan oleh jari ketika dibuka, Air liur yang bocor pada bungkus film.
·        Lembaran timbal yang tipis ditempatkan di belakang film untuk mencegah radiasi hambar yang melewati pasien.
·        Lembaran timbal mengandung pola yang timbul sehingga jika bungkus film salah diletakkan, pola akan muncul pada hasil radiograf. Hal ini dapat menjadikan hasil radiograf yang kurang terang (underexposed) dapat dengan mudah diidentifikasi.

2.2   Komponen Film Panoramic
·         Film Panoramic dan IS
Film panoramic mempunyai emuli photosensitive dan menggunakan kaset yang dilengkapi IS. IS digunakan karena dapat menurunkan dosis radiasi yang diterima pasien dan dapat menghasilkan kualitas radiograf yang baik. Bila film panomaramic menggunakan NSF / direct exposure maka dosis pasien lebih banyak. Ukuran film panoramic 5 x 12 inchi (12.5 x 30 cm) atau 6 x 12 inchi (15 x 30 cm) Double emulsi, kecuali film yang terbungkus sendiri. Rare earth screen-film; dimana exposure yang dibutuhkan lebih kecil tnpa harus kehilangan detail bayangan. Setiap kaset dilengkapi sepasang IS.
·         Bahan Kaset
            Bahan kaset terbuat dari bahan yang tembus radiasi tapi tidak tembus cahaya pada bagian depan dan bagian belakang dapat menahan radiasi, dan juga tidak tembus cahaya. Beberapa bahan yang biasa digunakan : Alumunium, Carbon, Plastik dan bahkan juga   kertas. 

·         kaset carriage (tempat kaset)
Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal.
Kaset yang digunakan adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).

3. PROSES PEMBENTUKAN
3.1  Proses Pembentukan Film Dental
Pembuatan radiograf dental occlusal secara analog / konvensional selama ini dilakukan dengan menggunakan film non screen. Hasil yang didapat kebanyakan kurang memuaskan dan kurang detail, bahkan banyak yang di reject juga. Menurut teori dalam matakuliah radiofotografi emulsi film ( AgBr ) lebih peka terhadap cahaya tampak daripada dengan sinar-X. Teori itu kemudian diterapkan pada pembuatan radiograf  dengan intensifying screen yang berada di dalam kaset film analog. Dan ukuran kaset screen yang saat ini beredar untuk pembuatan radiograf analog  terkecil ukurannya 18 x 24 cm  dengan ketebalan sekitar 1,2  cm . Namun di topik ini kita tidak terjebak untuk  sekedar membahas tentang dimensi ukuran kaset namun tentang kegunaan dari intensifying screen yang antara lain untuk mengurangi dosis radiasi dan meningkatkan kualitas radiograf. Lalu bagaimana dengan ukuran radiograf dental occlusal ( HAP foto ) yang cuma seukuran 6 x 9 cm itu ? adakah kaset dan screennya ? Lalu bagaimana mungkin bisa masuk ke dalam mulut pasien jika ketebalan kaset sama dengan yang ukuran 18 x 24 cm ? Coba kita berfikir cerdas tentang bagaimana menempatkan intensifying screen untuk media pembuatan radiograf Dental Occusal . Coba perhatikan gambar di bawah ini  kita coba buat amplop / sampul dari bekas kertas pembungkus film ( bahan ini ada di setiap bungkus film analog ) bentuknya seperti yang berwarna orange , biru muda dan ada sayap untuk perekat dan penutup sampul dibawah ini, warna orange adalah kertas pembungkus film yang ditempeli dengan intensifying screen front sementara yang biru muda diibaratkan screen film yang back kemudian dilipat dibuat amplop / sampul surat ukuran amplop jika sudah jadi  seperti warna hijau tersebut adalah 6 x 9 cm. Amplop kosong masih belum berisi film occlusal. Kemudian amplop diisi film analog / konvensional dengan ukuran sedikit lebih kecil dari amplop  hasilnya seperti yang berwarna hijau dengan isi film diilustrasikan berwarna abu -abu kemudian penutup amplop diplester (warna orange) . Setelah semuanya siap seperti gambar amplop tertutup plester tersebut maka amplop berisi intensifyning screen front dan back yang tengahnya telah berisi film analog siap dipakai untuk membuat radiograf Dental Occlusal.

Memproses fim dental periapikal dan occlusal dengan prosesing otomatis
Ketika di kamar gelap rumah sakit kita ada prosesing otomatis apa yang  dapat kita perbuat supaya kita tidak repot saat mencuci film gigi ? . Film gigi yang dimaksud adalah film dental periapikal ukurannya cm 3 x 4 cm dan juga film dental occlusal ukuran 6 x 9 cm .Ternyata ada cara yang mudah untuk membuat triknya , Coba lihat gambar sebelah , yang warna hijau adalah potongan film bekas yang bening lebar sekitar 7 atau 8 cm dengan panjang 18 cm. kita bentuk menjadi frame yang dapat dimasuki film dental  periapikal ( warna abu-abu ) dengan demikian film dental periapikal tidak akan terlepas ketika kita masukkan ke dalam roll mesin prosesing otomatis. Untuk film dental occlusal tentu ukurannya lebih besar, namun prinsip pembuatan triknya sama dengan yang digunakan untuk dental periapikal. Seperti gambar di atas itulah posisi film gigi dan frame yang dibuat dari film bekas ketika akan dimasukkan ke dalam prosessor otomatis yang biasa kita gunakan untuk prosessing film ukuran general ( 18 x 24 cm , 24 x 30 cm , 30 x 40 cm , 35 x 35 cm dan juga 35 x 43 cm ) . 
Apa keuntungan dengan pemakaian prosesing otomatis ini ? Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan trik ini antar lain :
·         Kondisi pemotretan ( dosis radiasi ) dapat dibuat tetap / dibuat standarisasi
·         Waktu prosesing konstan
·         Hasil radiograf relatif lebih bagus daripada dengan manual
·         Kebersihan selama prosesing lebih terjamin

3.1  Proses Pembentukan Film Panoramic
Pada waktu sinar X melalui suatu objek dan jatuh pada film, maka sinar X akan mengionkan emulsi Ag Br pada film tergantung dari sinar X yang jatuh pada film tersebut. Bila sinar X mengenai struktur jaringan keras Sebagai contoh gigi, tambalan amalgam, tulang, yang karena kepadatannya akan mengabsorsi sinar X yang banyak dan sedikit sekali sinar X yang keluar dan jatuh pada film, akibat sedikitnya sinar X yang jatuh pada film maka emulsi Ag Br pada film hanya sedikit yang mengalami proses ionisasi menjadi Ag+ + Br+ . Kemudian diproses dalam kamar gelap, developer akan melepaskan ion Br_ yang jumlahnya sedikit,maka tampak gambaran laten pada foto rontgennya berwarna putih atau radiopaque. Bila sinar X mengenai struktur jaringan lunak : Sebagai contoh gingiva, mukosa pipi, dan bibir yang kepadatannya kurang, maka sedikit sekali sinar X yang diabsorsi atau banyak sinar X yang jatuh pada film, sehingga sebagian besar Ag Br pada film akan mengalami ionisasi menjadi Ag+ + Br_ . Kemudian diproses dalam kamar gelap , developer akan melepaskan Br_ dalam jumlah yang banyak, maka akan tampak gambar laten pada foto rontgennya berwarna hitam atau radiolusen.

4. SPESIFIKASI TEKNIS
4.1                         Film pada Radiografi Dental
Film yang digunakan adalah film khusus untuk dental radiography, yang merupakan single emulsi. Untuk mempermudah positioning film dental, biasanya digunakan sebuah alat yang disebut "Bitewing".
Film dental memiliki karakteristik sebagai berikut :
·        Termasuk kelompok nonscreen film
·        Double sided emulsion (emulsi nya timbal balik)
·        Berada dalam amplop
·        Terdapat “Lead Foll” (kertas timbal balik)
·        Memiliki Pip Point diletakkan dipuncak (appex)
·        Ukuran 3x4 cm
·        Film base cellulose tricetat
·        Thickness = 6/1000 inch
·        Water proof (kedap air)
·          Flexible (dapat ditekuk)

4.2  Film pada Radiografi Panoramic
Film Panoramic memiliki karakteristik sebagai berikut:         
·         Ukuran film panoramic 5 x 12 inchi (12.5 x 30 cm) atau 6 x 12 inchi (15 x 30 cm)
·         Double emulsi, kecuali film yang terbungkus sendiri
·         Rare earth screen-film; dimana exposure yang dibutuhkan lebih kecil tanpa harus kehilangan detail bayangan
·         Setiap kaset dilengkapi sepasang IS.


5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FILM DENTAL DAN PANORAMIC
5.1  Film Dental
Film dentalpada kedokteran gigi dipasang menggunakan bitwing, teknik ini memiliki kelemahan yaitu periapikal dan ujung akar tidak
terlihat serta pasien sulit mengoklusikan maksila dan mandibula sehingga mulut tetap
terbuka. Selain itu radiografi bitewing juga memiliki kelebihan yaitu dapat
mendeteksi karies dini, puncak tulang alveolar terlihat jelas dan memudahkan pasien
yang memiliki refleks muntah yang tinggi.

5.2  Film Panoramik
Kelebihan utama dari penggunaan radiografi panoramik adalah mengulas secara luas tulang-tulang wajah dan gigi, dosis radiasi yang rendah dan waktu yang singkat dalam pengambilan gambar yaitu sekitar 3 – 4 menit, termasuk waktu memposisikan pasien dan waktu pemaparan.4 Kelebihan lainnya dari radiografi panoramik adalah:
·         Gambaran area yang luas dan seluruh jaringan ditampilkan.
·          Radiografi panoramik dapat dengan mudah dipahami pasien, sehingga bermanfaat menjadi sarana edukasi bagi pasien.
·         Pengambilan posisi relatif sederhana.
·         Pandangan keseluruhan rahang memberikan penilaian cepat pada penyakit, bahkan mungkin penyakit yang tidak dicuragai sebelumnya.
·         Pandangan kedua sisi mandibula dalam satu film bermanfaat dalam menilai fraktur dan cukup nyaman dilakukan pada pasien yang terluka atau sakit.
·         Dinding dasar antral, juga dinding posterior dan media dapat terlihat dengan baik.
·         Kedua prosesus kondiloideus dimunculkan dalam satu film sehingga memudahkan dalam melakukan perbandingan.
·         Dosis radiasinya hanya sekitar seperlima dari survei full mouth radiografi intraoral.
Kekurangan utama dari radiografi panoramik adalah bahwa gambar tidak menunjukkan detail anatomi yang baik seperti pada radiografi intraoral, sehingga tidak cocok untuk mendeteksi lesi karies yang kecil, struktur marginal jaringan periodonsium, atau penyakit-penyakit periapikal. Terkadang ada jaringan yang overlap, seperti servikal tulang belakang, dapat menyembunyikan lesi-lesi odontogenik, khususnya pada daerah insisal.4 Kerugian lain dari radiografi panoramik adalah:
·         Gambaran tomografi ini hanya menampilkan satu bagian dari pasien,sehingga struktur atau kejanggalan yang tidak mencolok tidak terlihat jelas.
·         Jaringan lunak dan rongga udara dapat terhalangi jaringan keras.
·          Bayangan artefaktual dapat manghalangi gambaran struktur yang penting.
·         Penggunaan indirect-action film dan intensifying screen menghasilkan
·         penurunan kualitas gambar tapi resolusinya dapat ditingkatkan dengan menggunakan
·         digital image receptor.
·         Teknik ini tidak cocok pada pasien anak di bawah umur enam tahun atau pasien yang mempunyai kemampuan terbatas karena panjangnya siklus pemaparan.
·          Beberapa pasien tidak dapat menyesuaikan diri sehingga beberapa struktur
·         dapat keluar dari fokus.
·         Pergerakan pasien selama pemaparan dapat menyebabkan distorsi sehingga
·         menyulitkan interpretasi
6. CONTOH APLIKASI PENGGUNAAN FILM DENTAL DAN PANORAMIC
6.1  Aplikasi Dental Radiography
Sebagai radiodiagnosa (radiograf gigi) merupakan data pendukung yang penting dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit atau kelainan di kedokteran gigi misalnya
·         Adanya kelainan apical atau periapikal yang tidak terdeteksi secara klinis.
·         Adanya kelainan pada rahang.
·         Adanya fraktur rahang atau akar gigi
·         Karies yang tersembunyi (pada proksimal atau karies akar) karies sekunder, karies incipien, kedalaman karies, dll.
·         Pasien yang mengalami gangguan pada giginya tentu harus menjalani pemeriksaan, perawatan atau bahkan operasi pada giginya. Supaya penanganan atas gangguan pada gigi tersebut bisa tepat maka sebelum dilakukan tindakan
sebaiknya dilakukan pemeriksaan dental radiography. 

6.2  Aplikasi film PANORAMIC
Panoramic digunakan untuk melihat gigi secara keseluruhan. Keuntungan panoramic adalah bisa melihat keseluruhan gigi hanya dengan satu kali pemeriksaan.

Impacted
·         Impacted atau impaksi merupakan gangguan yang terjadi pada gigi dimana gigi yang baru tumbuh mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu tumbuh. Impaksi biasanya terjadi pada molar 3 yang mendesak molar 2. Ini biasanya terjadi karena pasien memiliki mandibula yang pendek sehingga molar 3 tidak mendapat cukup tempat untuk tumbuh.

Caries Dentis
·         Caries dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi berlubang. Caries ini biasa terjadi akibat pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena sisa makanan yang tertinggal, bakteri, dll.
Cystisis
·         Cystisis adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang menjadi tempat untuk radix (akar) gigi mengalami kekosongan.


Susunan Gigi Yang Tidak Rata

·         Susunan gigi seharusnya tumbuh secara rata. Tetapi banyak juga orang yang memiliki susunan gigi yang tidak rata. Ini kebanyakan merupakan bawaan sejak lahir, tetapi ada juga yang diakibatkan karena kebiasaan makan saat kecil atau juga karena kecelakaan.
perubahan pada susunan gigi yang tidak rata menjadi rata setelah perawatan






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan     :
·         Radiograf yang pada umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bitewing radiografi yang berasal dari film Dental radiografi.
·         Radiografi Dental merupakan prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit periodontal melalui penilaian level tulang alveolar.
·         Bitewing Radiografi digunakan untuk mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama pemeriksaan periodontal dan rencana perawatan. Deposit kalkulus subgingival juga dapat dideteksi. Walaupun demikian, hasil dari bitewig radiografi pada diagnosis penyakit periodontal hanya terbatas pada bagian mahkota akar gigi yang diamati, dan terbatas pada region molar-premolar.
·         Radiografi panoramic member gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum
Saran               :
Keahlian dan kreativitas dibidang Radiologi dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan pelayanan kesehatan. Untuk menghindari pengulangan pemotretan yang berarti dosis rediasi pada pasien maupun diri sendiri bertambah, modifikasi harus dilakukan berdasarkan penelitian-penelitian Radiologi yang dapat dipertanggung jawabkan.









DAFTAR PUSTAKA

Rakosi T. An atlas and manual of cephalometric radiography. Great Britain: Wolfe medical Publ.Ltd.; 1982.p. 166-8
Modifikasi Teknik Radiografi Kedokteran Gigi untuk Tujuan Pemeriksaan Khusus (Radiographic Technique Modification In Dentistry For Specific Purpose) oleh Achamd Alhami, Evy Savitr Bagian Radiologi Kedonteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar