KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN GAYA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI TAHUN 2015
Disusun oleh :
1.
Maizza Nadia Putri (P1337430214057)
2.
Richo Ilham Ramadhan (P1337430214042)
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti
Lomba Karya Tulis Ilmiah dalam rangka memperingati hari ulang tahun (DIES
NATALIS XIV) Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang tahun 2015.
Tema karya tulis : Pengaruh
Potensi dan Minat dalam Proses Pembelajaran
Judul karya tulis : Pengaruh Gaya dan Minat Belajar terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang 2015
Disusun oleh :
1. Maizza Nadia Putri (P1337430214057)
2. Richo Ilham Ramadhan (P1337430214042)
3. Syaflina Rezki (P1337430114036)
Telah diperiksa
dan disetujui oleh pembimbing pada tanggal 2 April 2015 di Kampus I Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Semarang, 2 April 2015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(M.
Irwan katili, S.pd, M.Kes) (Ardi Soesilo Wibowo, ST, MSi)
NIP. 19640216 198803 1 004 NIP. 19701216 199403 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik. Dalam karya tulis ilmiah ini kami membahas mengenai hubungan gaya dan
minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa.
Karya tulis ilmiah ini diperoleh
melalui observasi dan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini khususnya :
- Ibu Rini Indrati, S.Si, M.Kes selaku ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
- Bapak M. Irwan Katili S.Pd, M.Kes selaku dosen pembimbing kami yang senantiasa membimbing dan memberi arahan kepada kami dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
- Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST, M.Si selaku dosen pembimbing kami yamg telah memberi kami motivasi dan inspirasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Semoga dengan adanya karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………… ………………………………………………………....................................... i
Lembar
Pengesahan...................................................................................................... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………….….. iii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………... iv
Daftar
Tabel................................................................................................................... v
Daftar Diagram………………………………………………………………………….................................. v
Daftar
Lampiran.............................................................................................................. vi
Abstrak………………………………………………………………………………………………………………………. 1
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………... 3
b. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………… 6
c. Tujun dan Manfaat……………………………………………………………………………………….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Hasil
Belajar …………………………………………………………………………………………………….. 8
b. Minat
belajar…………………………………………………………………………………………………… 12
c. Gaya
Belajar…………………………………………………………………………………………………….. 13
BAB III METODE PENELITIAN
a.
Rancangan Penelitian…………………………………………………………………………………….. 18
b.
Sampel………………………………………………………………………………………………………….. 18
c. Jenis
Data………………………………………………………………………………………………………. 19
d. Metode
Pengolahan Data ……………………………………………………………………………… 19
e.
Pengolahan dan Analisis Data………………………………………………………………………… 19
BAB IV ISI ATAU PEMBAHASAN
a. Hasil
Penelitian………………………………………………………………………………………………. 21
b.
Pembahasan…………………………………………………………………………………………………. 21
BAB V PENUTUP
a.
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………… 25
b.
Saran…………………………………………………………………………………………………………. 26
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….. 27
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………… 28
DAFTAR
TABEL
Tabel 1. distribusi frekuensi
mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes
Semarang tahun 2015 berdasarkan gaya belajar yang paling diminati...........................................................................................
22
Tabel
2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas minat belajar mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi masuk kedalam kategori tinggi......... 23
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
1. Presentase gaya belajar
mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi.............................................................................................................2
ABSTRAK
Setiap hari manusia selalu mengalami proses pembelajaran.
pembelajaran dapat diartikan sebagai proses serta cara dan kegiatan yang
menjadikan seseorang menjadi pelajar. Mahasiswa sebagai seorang pelajar,pada
dasarnya memiliki gaya dan minat belajar
yang berbeda-beda. Hal ini berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar
yang mereka peroleh.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti hubungan gaya dan minat belajar
terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Poltekkes Kemenkes Semarang. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Pengaruh Gaya dan
Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa”.Diharapkan penelitian ini,
dapat digunakan Dosen sebagai acuan untuk menentukan proses pembelajaran yang
sesuai dengan gaya dan minat belajar mahasiswa demi peningkatan hasil belajar mahasiswa
jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radiotrerapi Semarang. Rumusan masalah yang
ingin diangkat yaitu deksripsi gaya belajar,deksripsi minat belajar, dan
pengaruh gaya dan minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang. Tujuan penelitian ini yaitu
mendeksripsikan gaya belajar, mendeskripsikan minat belajar dan menganalisis
hubungan gaya dan minat belajar terhadap hasil belajar mahasiwa jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.Penelitian ini diharapkan bermanfaat
baik secara teoritis maupun praktis.
Gaya
belajar dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu audiotori,visual,kinestetik.Namun
ada juga campuran
baik itu audiotori dan visual,kinestetik dan visual ,auditori dan kinestetik maupun
ketiganya. Pengertian minat ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh pelajar
untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar.Gaya dan minat belajar
ini berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar mahasiswa. Dimyati dan Mudjiono (2006) mendefinisikan hasil belajar
sebagai hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka
atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran.
Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam
menerima materi pelajaran. Djamarah dan
Zain (2006) mendefinisikan hasil belajar sebagai apa yang diperoleh
siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
Penyusunan
karya tulis ilmiah ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei.Penelitian ini
menggunakan sampel 191 mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Semarang yang dilakukan pada tanggal 15
Maret 2015. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui
penyebaran kuesioner,sedangkan data sekunder dengan cara mencari data dari
media elektronik dan buku.Metode pengumpulan data menggunakan metode
kuisoner.Pengolahan data yaitu dengan clening,editing,entrying.Penyusunan karya
tulis ilmiah ini juga dilakukan analisis data.
Penelitian
yang dilakukan oleh penulis menghasilkan kesimpulan bahwa gaya belajar
mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang pada umumnya
adalah audiotori dengan persentase 34.0%.Selanjutnya,minat
Belajar berhubungan positif terhadap hasil Belajar mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
Oleh
( Penulis )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari
manusia selalu mengalami proses pembelajaran, tidak akan ada manusia yang
berencana berhenti belajar apapun itu yang akan dipelajari. Proses pembelajaran
dimulai sejak bayi, dari hal yang paling sederhana berkembang ke hal yang
paling rumit. Hal paling sederhana yang kita pelajari saat masih bayi adalah
beradaptasi dengan lingkungan sekitar, merasakan perbedaan lingkungan saat
masih di rahim ibu dan berada di lingkungan luar. Pembelajaran yang dilakukan
sejak dini akan membentuk menjadi seperti apa seseorang nantinya saat tumbuh
dewasa. Oleh sebab itu pembelajaran dapat diartikan sebagai proses serta cara
dan kegiatan yang menjadikan seseorang menjadi belajar. Dalam dunia pendidikan
pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik dengan berbagai
sumber dan media pada suatu lingkungan belajar.
Menurut P. De Cecco
William Crowford (2010) dalam
bukunya The Psychology of Learning and Instruction mendefinisikan Learning is a relatively permanent change in a behavioral tendentcy and is
the result of reinforced praktice, Artinya “pembelajaran adalah perubahan yang relatif tetap dalam suatu
kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek penguatan”.
Pembelajaran merupakan “proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003).
Di
Australia sebagai salah satu negara
maju memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, dan bahkan
gelar atau ijasahnya pun diakui secara internasional. memiliki pendidikan yang tergolong murah dan
terjangkau bila dibandingkan dengan Inggris atau Amerika, Australia juga
menawarkan program studi yang sangat bervariasi, baik jurusan maupun
jenjangnya. Hal ini mempermudah siswa dalam mencari sekolah yang sesuai dengan
keinginannya.
Walaupun standar
materi pelajaran untuk pendidikan dasar di Indonesia tampak jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan Australia, namun ketika memasuki tingkat perguruan tinggi,
tampak negeri kita lebih tertinggal dibandingkan Australia. Selain disebabkan
karena peralatan teknologi yang lebih canggih dan lengkap, fasilitas-fasilitas
penelitian yang lebih memadai, juga faktor mahasiswa yang telah memiliki
pengembangan karakter (character building) yang kuat, fondasi sikap yag
tertanam sejak dini di pendidikan dasar sangat mempengaruhi kesuksesan masa
depan mereka, seperti kemandirian, jujur, kreatif, inovatif, serta berpikir
kritis (critical thinking) yang telah terbentuk sejak berada disekolah dasar.
Proses Pembelajaran merupakan
hal yang sangat penting bagi pembentukan karakter. Implementasi dari belajar
adalah hasil belajar. Setiap akhir program
pembelajaran, siswa pasti akan mendapatkan
hasil belajar. Hasil ini biasanya akan dituangkan dalam bentuk rapor atau
sertifikat jika kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kursus. Cara untuk
mendapatkan skor juga sangat beragam namun umumnya, ada 3 jenis tes yang umum
dilaksanakan oleh suatu institusi pendidikan yaitu tes harian, tengah semester,
dan akhir semester.
Menurut Slameto
(2003) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor internal yang
bersumber pada diri siswa dan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri
siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian,
bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor
ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Salah satu faktor
yang dominan adalah gaya belajar dan minat belajar. Gaya belajar mempengaruhi
mahasiswa dalam keberhasilan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hasil
belajar diidentifikasikan sebagai prestasi mahasiswa yang ditunjukan dengan
perolehan nilai IPK pada Kartu Hasil Study mahasiswa (KHS).
Kegiatan pembelajaran di jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Kemenkes Semarang dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Paket dengan waktu penyelenggaraannya
diatur menggunakan sistem semester. Satu semester setara dengan kegiatan
pembelajaran 16 kali tatap muka termasuk Ujian Tengah Semester (UTS), dengan
ditambah 1 minggu untuk Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam Sistem Paket ini,
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan pada paket-paket
mata kuliah yang telah ditetapkan untuk setiap semesternya.
Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radoterapi Poltekkes Kemenkes Semarang memiliki
kelas-kelas yang dilengkapi dengan fasilitas LCD projector dan AC. Selain itu, jurusan
juga memiliki jaringan hotspot yang dapat diakses dari tiap ruang kelas. Untuk
mendukung pembelajaran teori yang didapat mahasiswa di dalam kelas, disediakan beberapa
Laboratorium Praktek. Poltekkes juga menyediakan lahan praktek klinik yang smeliputi
Rumah Sakit, Berdasar studi pendahuluan yang dilakukan pada hari Senin, 15 Maret 2015 melalui wawancara terhadap 10 mahasiswa
yang dipilih dengan metode Simple Random Sampling didapatkan data sebagai berikut : mahasiswa yang
menyukai belajar dengan membaca sebanyak 3 orang, lalu mahasiswa dengan
kebiasaan belajar sambil mendengarkan musik dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat sebanyak 2 orang,
serta
mahasiswa dengan kebiasaan menghafal dengan cara berjalan dan mencerminkan aksi
dengan gerakan tubuh saat membaca buku-buku yang mereka suka sebanyak 5 orang. Kemudian kami
menemukan 7 dari 10 orang mahasiswa memiliki ketertarikan yang sangat tinggi
terhadap mayoritas mata kuliah di Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi.
Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan gaya belajar
dan minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang nantinya dapat digunakan Dosen sebagai acuan
untuk menentukan proses pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dan minat
mahasiswa demi peningkatan hasil belajar mahasiswa jurusan Teknik Radiodiagnostik
dan Radiotrerapi Semarang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana deksripsi gaya belajar mahasiswa
jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang?
2.
Bagaimana deksripsi minat belajar mahasiswa
jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang?
3.
Bagaimana pengaruh gaya dan minat
belajar terhadap hasil belajar mahasiswa jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Semarang?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mendeksripsikan gaya belajar
mahasiswa jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.
2.
Mendeksripsikan minat belajar mahasiswa jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.
3.
Menganalisis hubungan gaya dan
minat belajar terhadap hasil belajar mahasiwa jurusan Teknik Radiodiagnostik
dan Radioterapi Semarang.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Teoritis
a. Dapat
digunakan untuk mengembangkan pengetahuan gaya dan minat belajar serta
memberikan informasi gaya dan minat belajar bagi perkembangan mahasiswa khususnya
yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Dapat
dijadikan pedoman oleh dosen sebagai penentu proses pembelajaran di kelas yang
sesuai dengan gaya belajar mahasiswa untuk mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan.
2.
Manfaat
Praktis
Penelitian
ini juga dapat memberikan masukan pengetahuan yang berguna bagi pembaca
khususnya dosen untuk mengetahui jenis-jenis gaya belajar mahasiswa dan
kekurangan dari setiap gaya belajar, untuk dapat menentukan pembelajaran yang
cocok diterapkan di kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006) mendefinisikan hasil belajar
sebagai hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka
atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran.
Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam
menerima materi pelajaran. Djamarah dan
Zain (2006) mendefinisikan hasil belajar sebagai apa yang diperoleh
siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. Hamalik (2008) menyimpulkan
hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi
tahu. Kemudian Mulyasa (2008)
mendefinisikan hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara
keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku
yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung.
Soemantri (2001: 1) mengatakan bahwa
hasil belajar merupakan suatu indikator dari perubahan yang terjadi pada diri
siswa setelah mengalami proses belajar dimana untuk mengungkapnya
biasanya menggunakan suatu alat penilaian yang ditetapkan sekolah oleh guru.
Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang
diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Mappa (1988: 20)
berpendapat bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
dalam bidang studi tertentu yang menggunakan tes standar alat ukur keberhasilan
belajar seorang siswa. Jadi dalam hal ini keberhasilan belajar seorang siswa
dalam menempuh proses belajar disekolah dapat dilihat dari standar yang digunakan.
Yang terakhir Usman dan Setiawati (1995: 4) menjelaskan bahwa belajar
menghasilkan perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar atau
prestasi dari belajarnya itu.Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada
diri individu yang belajar, bukan saja perubahan yang mengenai pengetahuan,
tetapi juga kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam bersikap. Hasil belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran dalam waktu
tertentu yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi tertentu.
1. Faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Suryabrata (1988: 56) mengemukakan
bahwa ada dua factor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang, yaitu: (1)
faktor yang berasal dari luar diri si pelajar, yaitu faktor social dan faktor
non sosial, (2) faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, yaitu faktor
psikologis dan fisiologis. Hal ini sejalan dengan pendapat hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam siswa
dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor dari dalam
diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Berkaitan dengan
faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain
yaitu motivasi belajar, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan,
kondisi ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Sedangkan faktor dari luar atau
lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas
pembelajaran.
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan
yaitu faktor internal yang bersumber pada diri siswa dan faktor eksternal yang
bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau
intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan
kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Agar fungsi
pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan
baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua
bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud,
1985 :11).
a. Faktor
Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup
faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor
kondisi individual subjek didik. Material pembelajaran turut menentukan
bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu,
penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran
dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material
pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi
lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar
dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya.
Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik
dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu
ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang
optimal.
Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami
adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware)
maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti
perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan
sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami
dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi
efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.
Faktor fisiologis lainnya yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek
didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan
kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang
segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.
b. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas
secara terpisah.Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan
totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling
pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan,
pikiran dan motif.
1). Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian
intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif
ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian
intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi
pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan
teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role
playing), debat dan sebagainya.
2). Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui
penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan
merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek
didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu
memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara
analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling
dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya
menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain,
perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan
melalui penglihatan dan pendengaran.
3). Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya
ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3)
memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan”
selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan
mereproduksi kesan. Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam
belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang
dipelajarinya.
4). Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan
konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang.
Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan
antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang
berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir
pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1)
pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan
kesimpulan.
5). Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan
luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas
dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak
jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif
intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin
mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Sehubung dengan topik yang kami ambil yaitu “Hubungan Gaya dan Minat
terhadap Hasil Belajar” maka selanjutnya akan membahas mengenai definisi minat
belajar dan gaya belajar dan hubungan antara keduanya serta dampaknya terhadap
hasil belajar (IPK).
B.
Minat
Belajar
1. Definisi Minat Belajar
Sukardi (1987:25) mengemukakan bahwa minat belajar adalah suatu
kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari
perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Belly
(2006:4), minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah
melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan
yang diinginkannya.
Bob dan Anik Anwar (1983:210), mengemukakan bahwa minat adalah keadaan
emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah suatu kondisi kejiwaan
seseorang untuk dapat menerima atau melakukan sesuatu objek atau kegiatan
tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Hardjana (1994), minat
merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena
kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat
dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang
tertentu.
Setelah membahas tentang pengertian minat belajar maka yang di maksud
tentang minat belajar itu ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk
menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar.
C.
Gaya
Belajar
1. Definisi Gaya Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gaya adalah tingkah laku, gerak
gerik dan sikap. Sedangkan belajar adalah menuntut ilmu. Belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses aktif untuk menuju satu arah tertentu yang dapat
meningkatkan perbuatan, kemampuan atau pengertian baru. Menurut rumusan Gathrie
and Brown;….“learning is always a case of improving same perfornce or gaining
same new ability or understanding”. Lebih lanjut Ernest R. Hilgard, merinci
rumusan belajar sebagai berikut; ”learning is the process by which an activity
originates or is changes through training procedures wheter in the laboratory
or in the natural environment distinguished from changes by faktors not
attributabel to training “.
Berdasarkan rumusan tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa
belajar adalah sesuatu yang dapat meningkatkan perbuatan, kemampuan, atau
pengertian baru. Belajar juga dapat diartikan suatu proses yang dapat
menghasilkan suatu aktivitas baru melalui pelatihan di laboratorium maupun di
lingkungan alam, yang hasil tersebut berbeda dengan hasil yang diperoleh tanpa
adanya proses latihan.
P. De Cecco William Crowford (2010) dalam bukunya The Psychology of
Learning and Instruction mendefinisikan belajar adalah Learning is a relatively
permanent change in a behavioral tendentcy and is the result of reinforced
practice, Artinya “Belajar adalah perubahan yang relatif tetap dalam
suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek penguatan”.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif,
afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang
relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap
lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4). Definisi
yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan panduan pada
penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar
didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar
bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
2. Macam-Macam Gaya Belajar
Setelah mengetahui definisi dari gaya
belajar dari para ahli selanjutnya kita bahas mengenai macam-macam gaya
belajar, adapun macam-macam gaya belajar yaitu :
a. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas
bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang
bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan
( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih
banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang
berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat
peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang
mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka
gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan
agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di
otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan
visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas,
anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan
informasi. Ciri-ciri gaya belajar visual
:
1). Bicara agak cepat
2). Mementingkan penampilan
dalam berpakaian/presentasi
3). Tidak mudah terganggu
oleh keributan
4). Mengingat yang dilihat, dari pada yang
didengar
5). Lebih suka membaca dari
pada dibacakan
6). Pembaca cepat dan tekun
7). Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih
kata-kata
8). Lebih suka melakukan
demonstrasi dari pada pidato
9). Lebih suka musik dari
pada seni
10). Mempunyai
masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
minta bantuan orang untuk mengulanginya
b.
Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan
kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa
yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya
hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat
belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang
guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone
suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori
lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak
auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih
cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1). Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2). Penampilan
rapi
3). Mudah
terganggu oleh keributan
4). Belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5). Senang
membaca dengan keras dan mendengarkan
6). Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca
7). Biasanya
ia pembicara yang fasih
8). Lebih
pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9). Lebih
suka gurauan lisan daripada membaca komik
10). Mempunyai
masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11). Berbicara
dalam irama yang terpola
12). Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,
berirama dan warna suara.
c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja
dan menyentuh)
Lirikan
kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak
yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya
belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Ciri-ciri
gaya belajar kinestetik :
1). Berbicara perlahan
2). Penampilan rapi
3). Tidak terlalu mudah terganggu dengan
situasi keributan
4). Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5). Menghafal dengan cara berjalan dan
melihat
6). Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika
membaca
7). Merasa kesulitan untuk menulis tetapi
hebat dalam bercerita
8) Menyukai
buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9). Menyukai
permainan yang menyibukkan
10). Tidak
dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat
itu
11).Menyentuh
orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung
aksi
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
pendekatan survei.
a. Lokasi Pengambilan Data
Lokasi pengambilan data dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah di Kampus I Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Semarang Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi.
b. Waktu Pengambilan Data
Pengambilan data dimulai pada
tanggal 15 Maret 2015
B.
Sampel
1. Sampel penelitian
Sampel
penelitian adalah seluruh mahasiswa yang belajar di Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Jumlah Sampel
Dihitung
menggunakaan rumus Slovin. Rumus Slovin adalah Salah
satu cara menentukan besaran sampel untuk memenuhi hitungan itu.
n =
Dimana :
n
= Number of samples (jumlah
sampel)
N = Total population (jumlah
seluruh anggota populasi)
e = Error tolerance (toleransi
terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05)
n = 367_ = 191 orang
1
+ 367 (0,052)
Jumlah populasi mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
adalah sebanyak
367 orang dan berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Slovi didapat jumlah
sampel untuk penelitian adalah 191 orang mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi. Dengan rincian sebagai berikut : Tingkat 1
sebanyak 131 orang, tingkat 2 sebanyak 30 orang, dan tingkat 3 sebanyak 30
orang.
C. Jenis Data
1. Data yang
digunakanadalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner.
2. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan cara mencari data
dari media elektronik dan buku.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan metode,
yaitu:
1. Metode Kuesioner
Peneliti
membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian untuk diisi oleh
mahasiswa Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
E.
Pengolahan dan analisis data
1. Pengolahan data
a. Cleaning
Dilakukan
pembersihan pada data penelitian. Diteliti dahulu agar tidak terdapat data yang
tidak diperlukan.
b. Editing
Dilakukan
editing untuk meneliti kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman
data sehingga validitas data terjamin.
c. Entrying
Memasukkan
data dalam computer untuk proses analisis data. Setelah analisa dilakukan data
kemudian diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk kuotasi yaitu hasil pendapat
responden (kuesioner) serta informasi media elektronik dan buku sehingga dapat diambil
kesimpulan.
2. Analisis data
Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis penelitian .
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Penelitian
mengenai Pengaruh Gaya dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar mahasiswa
dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
dengan jumlah 191 mahasiswa sebagai responden. Jumlah responden ini diperoleh
menggunakan rumus perhitungan Slovin. Penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner ke setiap kelas untuk diisi oleh mahasiswa. Penyebaran
kuesioner ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 2015 dengan rincian sebagai
berikut : 131 kuisoner untuk mahasiswa tingkat 1, 30 kuisoner untuk mahasiswa
tingkat 2, dan 30 kuisoner untuk mahasiswa tingkat 3.
B.
Pembahasan
1. Gaya belajar
Berdasarkan
kuesioner yang telah di bagikan kepada 191 mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang tentang Pengaruh Gaya dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. distribusi
frekuensi mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Kemenkes Semarang tahun 2015
berdasarkan gaya
belajar yang paling diminati.
Gaya belajar
|
Jumlah
responden
|
Persentase
|
Auditori
|
65
|
34,0 %
|
Visual
|
54
|
28,3 %
|
Kinestetik
|
41
|
21,5 %
|
Campuran
|
31
|
16,2 %
|
Jumlah
|
191
|
100 %
|
Berdasarkan
tabel 1 di atas diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
sejumlah
65 (34%) responden menggunakan gaya belajar Auditori.
Diagram 1, Presentase
gaya belajar mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
2. Minat Belajar
Berdasarkan
kuesioner yang telah di bagikan kepada 191 mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang tentang Pengaruh Gaya dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Perbandingan
mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes
Semarang tahun 2015
Berdasarkan
presentase minat belajar.
Kategori
|
Sangat
Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
Sangat
Kurang
|
Total
|
Presentase
|
14
%
|
56
%
|
28
%
|
2
%
|
0
%
|
100
%
|
.Berdasarkan
tabel 2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas minat belajar mahasiswa Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi masuk kedalam kategori tinggi.
3. Hubungan Minat Belajar dan Hasil Belajar mahasiswa
Untuk mengetahui Hubungan (korelasi)
Minat dan Hasil Belajar mahasiswa melalui kuisoner yang telah disebar, kami
menggunakan aplikasi SPSS sebagai program pengolahan datanya. SPSS adalah sebuah program aplikasi
yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis statistic dengan keakuratan yang
cukup, serta
system manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu
deskriptif dan kotak dialog yang sederhana dan mudah untuk dipahami cara
pengoperasiannya.
Dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a). Menentukan Hipotesa (Ho)
Hipotesa
kami adalah adanya hubungan (korelasi) antara Minat dan Hasil belajar mahasiswa
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
b). Menentukan t hitung
t hitung adalah cara untuk mengetahui kualitas keberadaan resi antara tiap-tiap
variable bebas (x) berpengaruh atau tidak terhadap variable terikat (y)
rumus mencari t
hitung adalah :
t hitung : = = 16,076
keterangan : r = koefisien korelasi sederhana
(0,76)
n =
jumlah sampel (191)
c).Menentukan t tabel
t tabel digunakan sebagai acuan untuk menentukan uji
perbedaan antara dua sampel yaitu uji –t, t
table dapat dicari di Ms.Excel dengan carra pada cell kosong ketik =tinv(0,05;189) lalu Enter maka didapat hasil sebesar
1,9725.
d). Kriteria pengujian
syarat
: Ho diterima jika –t tabel ≤t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel
atau t hitung > t tabel
e) membandingkan t
hitung dengan t tabel
berdasarkan penelitian nilai
t hitung > t tabel (16,076> 1,9725) maka Ho ditolak.
f). Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel
(16,076> 1,9725) maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada hubungan
secara signifikan antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar yang ditunjukan
dengan nilai IPK mahasiswa. Karena t hitung nilainya positif maka berarti Minat
belajar berhubungan positif dan signifikan terhadap Hasil belajar mahasiswa.
Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Minat Belajar berhubungan
positif terhadap Hasil Belajar mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Gaya dan
Minat Belajar dengan Hasil Belajar mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang dapat ditarik kesimpulan :
1. Gaya Belajar
Gaya belajar yang dipakai oleh
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang
tahun 2015 adalah gaya auditori sebanyak 34,0 % , gaya visual sebanyak 28,3 % ,
dan gaya kinestetik sebanyak 21,5%. Gaya belajar yang paling banyak digunakan
oleh mahasiswa Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi adalah gaya belajar
auditori dimana gaya belajar auditori mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingat. Karakteristik model
belajar auditori ini benar-benar menempatkan pendengaran
sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan yang disampaikan oleh
dosen saat perkuliahan berlangsung.
2. minat belajar
Minat belajar mahasiswa Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang sebagian
besar memiliki minat belajar yang tinggi. Minat belajar tinggi akan berpengaruh
terhadap kegiatan perkuliahaan dikelas.
3. Hubungan
minat dan hasil belajar
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dengan menggunakan kuisoner serta penggunaan aplikasi SPSS sebagai
program pengolah datanya, didapat hasil bahwa minat belajar mahasiswa Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang berbanding
lurus terhadap IPK atau hasil belajar mahasiswa, yang artinya mahasiswa dengan
IPK tinggi (cumlaude) cenderung memiliki minat belajar yang tinggi pula.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian, maka
penelitian dapat memberikan
saran
sebagai berikut:
1.
Bagi mahasiswa
Sebaiknya
mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes
Semarang menggunakan gaya belajar auditori sehingga dapat memaksimalkan
prestasi belajar.
2.
Bagi Program study Diploma
Sebaiknya
Program study lebih mengutamakan metode pembelajaran
Auditori atau
ceramah pada kegiatan perkuliahan agar mahasiswa yang sebagian menganut gaya
belajar auditori dapat lebih cepat memahami materi yang diberikan.
3.
Bagi Poltekes Kemenkes Semarang
Sebaiknya
Poltekkes lebih meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada
untuk menunjang
gaya belajar auditori dan metode
pembelajaran ceramah dalam kegiatan
perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswin Zain.
Strategi Belajar Mengajar (Cetakan
III). Jakarta : Rineka Cipta, 2006.
Laksmi, Kadek Lusiani. Gaya Belajar Visual.
Diakses tanggal 14 Maret 2015.
Rini, Dewinta Arya. Gaya Belajar . Diakses
tanggal 14 Maret 2014
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi
Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
LAMPIRAN
QUISONER
Petunjuk :
a. Berilah
tanda X pada jawaban yang anda pilih.
b. Isi sesuai dengan pendapat anda.
1. Saat belajar saya akan..
a.
menulis materi yang
harus dikuasai berulang kali, mengingat materi sambil bekerja atau berolahraga
b.
merekam atau membuat
ringkasan materi setelah mempelajari bahan ajar
c.
menggambar atau
memvisualisasikan bahan ajar untuk membantu memahami ide atau informasi
daripada apabila ide atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan.
2. Saya lebih menyukai belajar dengan...
a.
Membaca
buku
b.
Mendengarkan
penjelasan dari dosen atau teman
c.
Memanipulasi
atau praktek
3. Kekurangan saya adalah..
a.
Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
b.
Tak suka membaca dan kurang dapat mengingat dengan baik apa
yang baru saja dibaca
c. Sulit berdiam diri atau duduk manis,
selalu ingin bergerak
4.
Saat proses pembelajaran, manakah yang anda sukai?
a. Dosen
menggunakan grafik, film, slide, dan ilustrasi saat proses pembelajaran
b. melakukan
praktek atau praktikum dan bermain peran
c. melakukan
kegiatan kelompok, atau menjadi tutor sebaya satu sama lain
5.
Manakah yang sesuai dengan anda ?
a.
Melakukan praktek/ percobaan saat belajar dan tidak dapat
duduk dengan tenang
b. Dapat duduk tenang ditengah situasi
yang ribut dan ramai tanpa terganggu
c.
Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
6. Termasuk manakah anda?
a. Kurang mampu mengingat informasi
yang diberikan secara lisan,Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
b. Mampu mengingat dengan baik
penjelasan guru di depan kelas atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/
kelas
c. Mengerjakan segala sesuatu yang
memungkinkan tangan aktif. Contoh: saat dosen menerangkan, maka saya akan
mendengarkan sambil tangan asyik menggambar
7. Kesulitan saya adalah..
a.
Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
b.
Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
c.
Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya
akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
8. Ketika saya belajar …
a.
Saya lebih suka membaca
b.
Saya
mendengarkan dan mengingat apa yang saya diskusikan dari apa yang saya lihat
c.
Saya
melakukan aktivitas yang lain seperti bermain.
9.
Saya adalah orang yang menyukai...
a.
Seni
dibandingkan musik
b.
Gurauan
lisan dibandingkan komik
c.
Permainan
yang menyibukkan
10.
Gaya berbicara saya adalah....
a.
Agak
cepat
b.
Berbicara
dalam irama terpola dan saya adalah pembicara fasih
c.
Berbicara
perlahan
Petunjuk 2
a. Berilah
tanda X pada jawaban yang anda pilih dengan keterangan sebagai berikut :
1 = Sangat tidak
setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
b. Isi sesuai dengan pendapat anda.
1. Pertama
kali saya melihat materi kuliah ini, saya percaya bahwa materi kuliah ini mudah
bagi saya.
2. Setelah
membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa saya mengetahui apa yang harus
saya pelajari.
3. Pada awal
pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya.
4. Pembelajaran
ini sangat abstrak sehingga meyulitkan saya untuk tetap mempertahankan
perhatian saya.
5. Menyelesaikan
tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat saya merasa puas terhadap hasil yang
saya capai.
6. Materi ini
sangat menarik perhatian.
7. Jelas bagi
saya bagaimana hubungan materi pembelajaran ini dengan apa yang saya ketahui.
8. Pembelajaran
ini tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak saya
ketahui yang saya harapkan.
9. Terdapat
cerita gambar atau contoh yang menunjukan kepada saya bagaimana manfaat materi
pembelajaran bagi beberapa orang.
10.Selagi saya
bekerja pada pembelajaraan ini, saya percaya bahwa saya dapat mempelajari
isinya.
11.
Banyak halaman-halaman yang mengandung amat banyak informasi sehingga sukar bagi saya untuk
mengambil ide-ide penting dan mengingatnya.
12.
Saya sangat bahagia menyelesaikan dengan berhasil pembelajaran ini.
13. Pada setiap
halaman terdapat banyak kata yang sangat menggangu.
14. Kalimat
umpan balik setelah latihan, atau komentar-komentar lain pada pembelajaran ini.
Membuat saya merasa mendapat penghargaan atas ini.
15. Sedikitpun
saya tidak memahami materi pelajaran ini.
Lembar Jawaban Kuisoner 2
No
|
Sangat Tidak Setuju
|
Tidak Setuju
|
Ragu-Ragu
|
Setuju
|
Sangat Setuju
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP PESERTA
1. Nama : Maizza Nadia Putri
TTL : Pemalang, 01 Mei
1996
Alamat : Ds. Babakan RT02/02 kec.Bodeh-Pemalang
Nomor
Telp : 087764480534
Riwayat
Pendidikan : SD Negeri Babakan (2008)
SMP Negeri 1 Comal (2011)
SMA Negeri 1 Pemalang (2014)
Karya
Ilmiah yang pernah dibuat : OPTIMALISASI DAUN PACAR CINA DALAM MEMBASMI HAMA
WERENG
2. Nama : Richo Ilham Ramadhan
TTL : Semarang, 31
Januari 1996
Alamat : Jl. Puma
No.48 Blok A Lanud Sulaiman,
Kec.Margahayu-Bandung
Nomor
Telp : 087747983048
Riwayat
Pendidikan : SD Negeri Angkasa 3 (2008)
SMP Negeri 1 Margahayu (2011)
SMA Negeri 1 Margahayu (2014)
Karya
Ilmiah yang pernah dibuat: -
3. Nama : Syaflina Rezki
TTL :
Batusangkar, 24 Juni 1996
Alamat : Rudai
Pagaruyung- Batusangkar
Nomor
Telp : 085713909039
Riwayat
Pendidikan : SD Negeri 01 Mandahiling (2008)
SMP Negeri 2 Tanjung Emas (2011)
SMA Negeri 1 Batusangkar (2014)
Karya
Ilmiah yang pernah dibuat : -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar